Kamar A dan Sumbersari: Sepi dan Sunyi
Keesokan harinya, Jumat (21/11), kami menuju Dusun Kamar A dan Sumbersari. Suasana di sini benar-benar berbeda. Sepi. Sunyi. Hampir tak ada tanda-tanda kehidupan.
Rumah-rumah hancur tertimbun, puing-puing berserakan di mana-mana. Batu besar dan pasir vulkanik memenuhi seluruh area, membuat kedua dusun ini seperti lokasi pascaperang.
Tragedi SDN Supiturang 2
Di antara semua kehancuran, ada satu pemandangan yang paling menyentuh: bangunan SDN Supiturang 02 yang kini "hilang" dari permukaan bumi. Sekolah itu rata dengan tanah setelah diterjang Awan Panas Guguran (APG).
Yang tersisa hanyalah beberapa pohon yang masih menjulang sebagian sudah tertimbun material. Air mengalir turun di wilayah tersebut, seolah menangisi kehancuran yang terjadi.
"SD 2 (Supiturang) ya itu, sudah rata tanah," ucap seorang pemuda di lokasi dengan suara lirih.
Semeru Masih Bergejolak
Hingga Jumat sore (21/11) sekitar pukul 16.00 WIB, Semeru masih menunjukkan aktivitasnya. Dari dekat Jembatan Gladak Perak di Sumberwuluh, kepulan abu vulkanik masih terlihat membubung tinggi berwarna abu dan bergulung-gulung ke angkasa.
Di Daerah Aliran Sungai sekitar jembatan, asap putih masih terlihat keluar, mengingatkan kita bahwa gunung ini masih belum sepenuhnya tenang. Alam memang sedang murka, dan manusia hanya bisa berusaha bertahan.
Artikel Terkait
Serikat Buruh Siap Turun ke Jalan, Perjuangan RUU PRT Masuki Babak Baru
Pembacokan Maut di Pasar Gaplok Berawal dari Selingkuh
Eks Hakim MK Sebut Penanganan Kasus Ijazah Jokowi sebagai Peradilan Sesat
Kolaborasi Tak Terduga: Sape Bertemu Djembe dalam Ne Baruakng Urban 2