Gunung Semeru Erupsi, Status Awas Masih Berlaku
Pada Rabu sore (19/11), pukul 14.13 WIB, Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, kembali menunjukkan amarahnya. Erupsi terjadi, disusul awan panas dan guguran material. Tak main-main, BNPB langsung menetapkan status tanggap darurat untuk wilayah Lumajang. Status ini berlaku selama tujuh hari, mulai 19 hingga 26 November 2025.
Dua hari pasca kejadian, tepatnya Jumat (21/11), ada sedikit kabar yang bisa dibilang melegakan. Kepala PVMBG, Priatin Hadi Wijaya, menyampaikan bahwa guguran awan panas sudah berhenti.
"Jadi guguran awan panas terjadi dalam 2 hari. Hari pertama selama 4 jam, kemudian hari kedua relatif di bawah 1 jam dan hari ini sudah tidak ada lagi guguran panas," jelas Hadi dari Gedung PVMBG di Bandung.
Namun begitu, situasi masih jauh dari kata aman. PVMBG mencatat, erupsi masih terjadi antara 36 hingga 45 kali. Menurut Hadi, ini adalah pertanda jelas bahwa material vulkanik masih menumpuk di sekitar kawah Semeru. Artinya, potensi bahaya belum benar-benar berlalu.
Status Masih 'Awas', Warga Diimbau Waspada
Karena itu, status Level IV atau 'Awas' masih dikibarkan. Imbauan untuk warga tetap sama: hindari segala aktivitas dalam radius 8 kilometer dari puncak, dan khusus di sektor tenggara-selatan, jaraknya diperlebar hingga 20 kilometer.
"Status masih level 4 dan rekomendasi masih di radius 8 kilometer, dan yang sektoral ke arah tenggara-selatan 20 kilometer," tegas Hadi.
Jarak-jarak ini pun bukan harga mati. Tim ahli akan terus bekerja, mengevaluasi apakah perlu ada perluasan zona berbahaya ke depan.
Dampak di Lapangan: Batu Berasap dan Desa yang Sepi
Sementara dari pusat data menyampaikan perkembangan, di lapangan pemandangannya sungguh memilukan. Awan panas dari erupsi Rabu lalu terlontar sejauh 8,5 kilometer. Tiga dusun di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, menjadi korban utama: Kamar A, Sumbersari, dan Gumukmas.
Ketika tim media mengunjungi Dusun Sumbersari pada Jumat (21/11), suasana mencekam langsung terasa. Bongkahan batu vulkanik berukuran besar masih tergeletak, mengeluarkan asap. Coba saja ditetesi air, airnya langsung mendesis dan menguap. Udara panas masih jelas terasa jika berani mendekat.
Artikel Terkait
Trump dan Mamdani: Dari Caci Malu ke Jabat Tangan di Oval Office
Gempa 5,7 Magnitudo Guncang Bangladesh, 9 Tewas dan Ratusan Luka
Angin Puting Beliung di Sleman Tewaskan Dua Orang dalam Becak Tertimpa Pohon
Segel KPK di Riau Dirusak, Dalang dan Eksekutor Diburu