Keributan tak berhenti di jalanan. Di ruang Dewan Kota Dearborn, Lang kembali melontarkan pernyataan-pernyataan yang memicu kontroversi. Ia menyebut teori "great replacement" sebuah teori konspirasi yang kerap digaungkan kalangan ekstrem kanan, yang mengklaim ada upaya sistematis untuk mengganti populasi kulit putih dengan imigran. Padahal, teori ini sudah berkali-kali dibantah para ahli.
“Kami tidak menginginkan Anda di negara kami,” ujarnya lantang di hadapan sejumlah pejabat terpilih, yang beberapa di antaranya adalah Muslim-Amerika. Ia menuduh imigran kulit putih “diusir”, sementara imigran non-kulit putih “berkembang biak lebih cepat.”
Sebenarnya, nama Jake Lang bukanlah hal baru di panggung kontroversi. Ia pernah terlibat dalam penyerbuan Gedung Capitol pada 6 Januari 2021, dan kemudian mendapat pengampunan dari mantan Presiden Donald Trump.
Di sisi lain, insiden di Dearborn ini seolah menegaskan betapa retorika kebencian dan sentimen anti-imigran kian menguat. Menjelang kontestasi politik penting, polarisasi terasa makin tajam. Banyak yang khawatir, aksi-aksi provokatif semacam ini bukan cuma memperdalam jurang perpecahan, tapi juga berpotensi memicu konflik horizontal yang sulit dikendalikan. Rasanya, suasana panas seperti ini masih akan berlanjut.
Artikel Terkait
Angin Puting Beliung di Sleman Tewaskan Dua Orang dalam Becak Tertimpa Pohon
Segel KPK di Riau Dirusak, Dalang dan Eksekutor Diburu
Gempa Dangkal 3,6 Magnitudo Guncang Pidie Jaya di Tengah Malam
Gibran Buka Suara Soal Penghapusan Visa Indonesia-Afrika Selatan di Forum Johannesburg