MURIANETWORK.COM -Sebuah serangan udara mendadak Israel mengguncang ibu kota Qatar, Doha, pada Selasa, 9 September 2025, waktu setempat.
Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengonfirmasi bahwa operasi ini dilakukan untuk menghancurkan jaringan kepemimpinan Hamas.
Ini merupakan pertama kalinya Israel melancarkan gempuran langsung ke Qatar, negara yang selama ini dikenal sebagai mediator utama dalam perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Tak hanya itu, Qatar juga menjadi lokasi pangkalan militer terbesar Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah, yaitu Pangkalan Udara Al Udeid.
Pemerintah Qatar langsung melontarkan kecaman keras terhadap Israel. Majed Al Ansari, Penasihat Perdana Menteri sekaligus Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, menyebut tindakan Israel sebagai serangan pengecut.
“Negara Qatar dengan tegas mengecam serangan pengecut Israel yang menargetkan gedung-gedung tempat tinggal anggota Biro Politik Hamas di ibu kota Doha,” tulisnya di platform X, dikutip dari Al-Jazeera, Rabu 10 September 2025.
Ia menegaskan bahwa serangan tersebut merupakan “pelanggaran terang-terangan terhadap semua hukum dan norma internasional” serta menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan warga Qatar maupun penduduk lainnya.
Kecaman terhadap Israel tidak hanya datang dari Qatar, tetapi juga dari berbagai negara dan organisasi internasional.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut serangan ini sebagai pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Qatar. Ia mengingatkan semua pihak agar fokus mencapai gencatan senjata permanen di Gaza, bukan justru memperburuk situasi.
Arab Saudi ikut mengecam keras serangan tersebut. Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Saudi menyebut tindakan Israel sebagai “agresi brutal” dan “pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan negara saudara Qatar”, seraya menegaskan solidaritas penuh mereka kepada Doha.
Sementara Turki menuding Israel sama sekali tidak tertarik untuk mengakhiri perang.
“Penargetan delegasi Hamas saat perundingan gencatan senjata masih berlangsung menunjukkan bahwa Israel tidak bertujuan mencapai perdamaian, melainkan melanjutkan perang,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki.
Uni Emirat Arab juga menyuarakan dukungan penuh kepada Qatar. Penasihat diplomatik Presiden UEA, Anwar Gargash, menyebut bahwa keamanan negara-negara Teluk Arab “tidak dapat dipisahkan”.
Artikel Terkait
Malaysia Salah Sebut Nama Presiden Prabowo di KTT ASEAN 2025, Ini Respons Resminya
Pakistan Ultimatum Perang ke Afghanistan: Gagal Damai Istanbul, Apa Dampaknya bagi Asia?
Gereja Italia Guncang! 4.400 Korban Pelecehan Terungkap, Uskup Diminta Bertanggung Jawab
Standar Ganda IOC Terbongkar: Mengapa Boikot Rusia Boleh, Larangan Israel Dilarang?