MURIANETWORK.COM - Iran mengeluarkan ancaman akan menyerang fasilitas nuklir milik Israel. Hal ini dimungkinkan setelah Iran mengantongi informasi rahasia soal pengembangan nuklir Israel melalui operasi intelijen besar-besaran belakangan.
Komandan Garda Revolusi Iran Hossein Salami pada Senin mengatakan Kementerian Intelijen telah memperoleh informasi sensitif militer dan nuklir Israel. Dia menambahkan bahwa rudal Iran akan menjadi lebih akurat berkat informasi intelijen yang diperoleh Teheran. “Pencapaian ini sekali lagi memberikan pukulan fatal terhadap klaim kemampuan intelijen Israel,” ujarnya dilansir Aljazirah. Sementara itu, Dewan Keamanan Nasional Iran mengatakan bahwa memperoleh informasi intelijen mengenai fasilitas nuklir Israel "akan membuat tanggapan kami presisi."
Sementara, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional Rafael Grossi mengatakan kepada Jerusalem Post bahwa Iran telah memberitahunya bahwa jika Israel menyerang fasilitas nuklirnya, hal itu dapat membuat negara tersebut berada di ambang kehancuran. Grossi menambahkan bahwa Iran akan mengembangkan senjata nuklir atau menarik diri dari Perjanjian Non-Proliferasi jika Israel menyerangnya.
Direktur IAEA mencatat bahwa program nuklir Iran sangat dalam dan fasilitas-fasilitasnya telah diperkaya. Untuk menghancurkannya akan memerlukan kekuatan yang sangat besar dan destruktif.
Menteri Intelijen Iran Esmaeil Khatib sebelumnya secara resmi mengumumkan bahwa badan intelijen Iran telah memperoleh sejumlah besar dokumen yang sangat sensitif terkait dengan infrastruktur nuklir dan militer pendudukan Israel. Ia menyebutnya sebagai terobosan besar dalam kemampuan intelijen negara tersebut.
Dalam pernyataan yang disiarkan televisi yang dilaporkan oleh media Iran pada Ahad, Khatib menggambarkan operasi tersebut sebagai operasi yang “kompleks, ekstensif, dan memiliki banyak aspek,” yang melibatkan perekrutan individu untuk mengakses sumber tingkat tinggi. Meskipun rincian misinya masih dirahasiakan, dia membenarkan bahwa operasi tersebut telah dilakukan beberapa waktu lalu tetapi baru sekarang diungkapkan karena alasan keamanan.
Khatib menyatakan, materi yang diperoleh meliputi file komprehensif mengenai fasilitas nuklir rezim Israel, proyek militer strategis, dan koordinasi intelijen dengan negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat. Menteri tersebut menekankan bahwa dokumen-dokumen ini “memperkuat kemampuan ofensif Iran,” yang menunjukkan adanya perubahan signifikan dalam posisi strategis Teheran.
“Kami memperoleh dokumen nuklir lengkap dan dokumen tentang hubungan entitas tersebut dengan Amerika Serikat dan negara lain,” kata Khatib, merujuk pada rezim Israel. “Ini bukan hanya tentang ribuan halaman; ini adalah harta karun intelijen yang memiliki nilai strategis, operasional, dan ilmiah.”
Dia mencatat bahwa informasi tersebut ditransfer dengan aman ke Iran, namun menolak menjelaskan secara spesifik bagaimana caranya, dengan alasan sensitivitas metode yang digunakan. “Cara dokumen-dokumen ini dibawa ke negara ini sama pentingnya dengan dokumen itu sendiri,” tambah Khatib. “Untuk saat ini, kami menyembunyikan rinciannya.”
Menyebutnya sebagai “peristiwa intelijen yang sangat signifikan,” Khatib mengatakan misi tersebut menandai salah satu operasi intelijen paling penting dalam beberapa tahun terakhir. “Apa yang kami peroleh benar-benar merupakan harta karun dalam hal strategi, operasi, dan perencanaan praktis militer,” ujarnya.
Televisi pemerintah Iran melaporkan bahwa pengungkapan lebih lanjut akan segera dilakukan, dan Khatib diperkirakan akan mengungkapkan rincian operasi dan isi dokumen dalam beberapa hari mendatang.
Meskipun dampak spesifik dari dokumen tersebut masih belum jelas, para pejabat Iran menggambarkan peristiwa tersebut sebagai kemenangan besar intelijen melawan Israel, di tengah konflik bayangan yang sedang berlangsung antara Teheran dan Tel Aviv yang melibatkan perang dunia maya, operasi rahasia, dan keterlibatan proksi di seluruh wilayah.
"Israel" tetap bersikeras untuk memaksa Iran menghentikan segala bentuk pengayaan uranium, sesuatu yang telah berulang kali ditolak oleh Iran, dan menegaskan haknya untuk memperkaya uranium.
Menurut laporan Wall Street Journal yang diterbitkan pada tanggal 30 Mei, Israel semakin khawatir bahwa Amerika Serikat, dalam upayanya untuk mengamankan perjanjian nuklir baru dengan Iran, mungkin akan memberikan konsesi terhadap apa yang dianggapnya sebagai kondisi penting dan tidak dapat dinegosiasikan.
Netanyahu secara konsisten berargumentasi bahwa “kesepakatan yang buruk lebih buruk daripada tidak adanya kesepakatan,” dan menegaskan keberatan mendalam “Israel” terhadap perundingan nuklir saat ini. Para analis yang dikutip oleh WSJ telah menunjukkan bahwa "Israel" akan berjuang untuk melakukan serangan militer yang sukses terhadap fasilitas nuklir Iran tanpa dukungan dari Amerika Serikat.
Sumber WSJ yang mengetahui perencanaan strategis Israel mengatakan Israel telah bersiap untuk melakukan serangan militer terhadap Iran awal tahun ini. Namun, mereka menunda operasi tersebut menyusul permintaan dari pemerintahan Trump, yang berupaya memberikan ruang untuk negosiasi diplomatik.
Sumber: republika
Artikel Terkait
Presiden Palestina Minta Hamas Serahkan Senjata dan Bebaskan Semua Sandera Israel
Trump Kerahkan Marinir ke LA hingga Ancam Tangkap Gubernur California
Bos NATO: Eropa Butuh 700 Jet Tempur Siluman F-35 AS untuk Melawan Rusia!
Trump: Elon Musk akan Hadapi Konsekuensi Serius Jika Danai Demokrat