MURIANETWORK.COM - Israel melancarkan serangan udara terhadap Yaman pada Senin (5/5/2025) malam setelah berkoordinasi dengan sekutunya, Amerika Serikat (AS).
Israel mengklaim serangan itu sebagai respons terhadap serangan rudal di Bandara Ben Gurion pada Minggu (4/5/2025).
Pada Senin malam, militer Israel mengumumkan mereka mengebom sasaran-sasaran kelompok Ansar Allah (Houthi) di Hodeidah, Yaman barat.
Mereka mengklaim serangan itu menargetkan pelabuhan Hodeidah dan sebuah pabrik beton di sebelah timur kota tersebut.
Tentara pendudukan Israel mengklaim pelabuhan Hodeidah digunakan untuk menyelundupkan senjata dan peralatan militer Iran ke Houthi.
"Houthi beroperasi dengan pendanaan dan arahan Iran untuk mengganggu stabilitas dan mengancam navigasi internasional," kata militer Israel dalam pernyataannya pada Senin malam, seperti diberitakan Al Jazeera.
Media yang berafiliasi dengan Houthi mengonfirmasi serangan Israel-AS menargetkan distrik Bajil di Hodeidah, Yaman barat, dan pelabuhan Hodeidah juga menjadi sasaran enam serangan udara.
"Agresi tersebut menargetkan pabrik semen di distrik Bajil, Hodeidah, Yaman barat dan 21 orang terluka dalam penggerebekan di pabrik tersebut," lapor media tersebut.
Sementara itu, media Israel Channel12 Israel mengungkapkan jet tempur Israel menyerbu Yaman, mengutip pejabat Israel yang mengatakan 30 jet tempur Israel berpartisipasi dalam penyerbuan itu, tanpa mengungkapkan rincian lebih lanjut.
Sumber keamanan Israel mengatakan kepada Channel12 Israel bahwa 48 bom dijatuhkan di lebih dari 10 target selama serangan di Yaman.
Ia mengklaim pelabuhan Hodeidah mengalami pukulan hebat.
Sementara itu, Israel Hayom, mengutip sumber keamanan Israel yang mengatakan serangan terhadap Yaman dilakukan dalam delapan gelombang dengan puluhan pesawat Israel menyerang pelabuhan Hodeidah, bersamaan dengan serangan AS terhadap Houthi.
Israel Hayom mengungkapkan tentara Israel telah menamai serangan di Yaman "Operasi Kota Pelabuhan."
Sementara itu Channel14 Israel melaporkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Luar Negeri Israel Katz mengawasi serangan Hodeidah dari Ruang Komando Staf Umum Angkatan Darat di Kementerian Pertahanan di Tel Aviv.
Seorang pejabat senior AS mengatakan kepada Axios bahwa serangan Israel di Yaman dikoordinasikan dengan Amerika Serikat, dan Israel telah memberi tahu mereka sebelum melakukan serangan tersebut.
Houthi Akan Balas Serangan Israel
Setelah serangan tersebut, Houthi mengumumkan dua orang tewas dan 42 orang terluka.
"Dua orang syahid dan 42 orang terluka telah gugur dalam jumlah korban awal agresi AS-Israel terhadap Pabrik Semen Bajel," lapor saluran TV Al-Masirah milik Houthi pada Senin malam.
Houthi berjanji untuk melakukan serangan selektif terhadap Israel sebagai tanggapan atas serangan tersebut, seperti diberitakan Anadolu Agency.
Houthi terlibat pertempuran dengan Israel setelah kelompok tersebut menyatakan solidaritasnya pada Oktober 2023 untuk warga Gaza yang menghadapi agresi Israel.
Kelompok tersebut memblokade kapal-kapal terkait Israel yang melintasi Laut Merah dan melakukan serangan udara langsung ke Israel menggunakan rudal yang diluncurkan dari Yaman.
Serangan Houthi sempat berhenti ketika Israel dan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menyetujui perjanjian gencatan senjata pada 19 Januari 2025.
Namun, Houthi kembali menyerang Israel pada 14 Maret 2025 setelah Israel mengabaikan permintaan mereka untuk membuka jalur bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza.
Sementara itu, sekutu Israel, AS, bersama pendukungnya membentuk koalisi untuk menyerang Yaman, yang diklaim sebagai serangan terhadap Houthi untuk menghentikan blokade di Laut Merah.
Sumber: tribunnews
Artikel Terkait
Mendunia! Media Asing Soroti Upaya Pemakzulan Wapres Gibran, Begini Kata Mereka
Kebakaran Hutan Dahsyat Israel Ternyata Senjata Makan Tuan
Polisi Mekkah Tangkap Empat WN China Karena Promosikan Haji Ilegal
Rudalnya Tembus Bandara Ben Gurion Tel Aviv, Houthi: Itu Peringatan