2. Biden Kembali 'Lempar Bom' sebagai Tindak Lanjut
Pada Sabtu (13/1), pemerintahan Joe Biden kembali mengejutkan dunia dengan melemparkan bom tambahan ke pasukan Houthi.
Kapal perusak berpeluru kendali Carney menggunakan rudal Tomahawk untuk menargetkan situs radar, dengan tujuan menurunkan kemampuan Houthi dalam menyerang kapal maritim, termasuk kapal komersial.
3. Ancaman dan Respons Houthi
Houthi tidak tinggal diam.
Mereka mengeluarkan pernyataan keras melalui juru bicaranya, Nasruldeen Amer, kepada Aljazeera pada Minggu (14/1/2024).
Baca Juga: Respon Dingin Joe Biden Terhadap Pemintaan Jokowi Hentikan Kekejaman Israel di Gaza
Houthi menegaskan bahwa serangan AS dan Inggris tidak akan menghentikan aksi mereka di Laut Merah.
"Serangan baru AS akan mendapat respons yang pasti, kuat, dan efektif," kata Amer.
4. Dampak Terhadap Basis Militer di Sanaa
Mohammed Abdulsalam, juru bicara Houthi lainnya, memberikan tanggapannya kepada Reuters.
Menurutnya, serangan terbaru AS yang menyasar basis militer di Sanaa tidak memiliki dampak signifikan terhadap Houthi.
Mereka bersumpah akan terus menyerang pendukung Israel yang melewati Laut Merah dan Laut Arab sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina yang terus digempur oleh Israel di Gaza.
5. Dukungan Houthi kepada Palestina dan Dampak Global
Serangan Houthi di Laut Merah tidak hanya menjadi ancaman terhadap kapal dagang dan militer tetapi juga memunculkan ketegangan dalam perdagangan global.
Sebelum serangan langsung AS ke Yaman, mayoritas perusahaan pelayaran dunia telah mengalihkan rute pelayaran Asia-Eropa dari Laut Merah, memutarnya ke Tanjung Harapan, Afrika Selatan.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: depok.hallo.id
Artikel Terkait
Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum Dilecehkan, Serukan Pelecehan Seksual Jadi Tindak Pidana
Trump Tawarkan Bantuan ke Wali Kota New York Zohran Mamdani, Tapi...
Zohran Mamdani, Wali Kota Muslim Pertama New York: Kemenangan Bersejarah, Pro-Kontra, dan Tantangan Trump
Zohran Mamdani: Wali Kota Pertama Penganut Syiah di NYC yang Dikritik Trump