Pada saat yang sama, serangan ini berlangsung dalam konteks agresi brutal Israel terhadap Jalur Gaza, yang telah menelan korban lebih dari 23.200 warga Palestina sejak 7 Oktober.
Houthi, yang menguasai sebagian besar Yaman sejak pecahnya perang sipil pada 2014, merespons serangan AS-Inggris dengan serangan udara terhadap kapal perang di Laut Merah.
Wakil Menteri Luar Negeri Yaman di rezim Houthi, Hussein Al Ezzi, memberikan peringatan keras kepada AS dan Inggris.
"Mereka pasti harus bersiap membayar harga yang mahal dan menanggung konsekuensi mengerikan dari agresi terang-terangan ini," ujarnya.
Baca Juga: Pangeran Arab Saudi Buka Suara Terkait Konflik Gaza dan Israel!
Konteks Seputar Serangan
Serangan AS dan Inggris ke Yaman diumumkan sebagai bagian dari upaya koalisi militer untuk menyerang 60 target milisi Houthi.
Komandan Pusat Angkatan Udara AS, Letnan Jenderal Alex Grynkewich, menyatakan bahwa lebih dari 100 amunisi berpemandu presisi digunakan selama serangan tersebut.
Target-target tersebut mencakup pusat komando dan kontrol, gudang amunisi, sistem peluncuran, fasilitas produksi, dan sistem radar pertahanan udara Houthi.
Namun, pejabat Houthi melaporkan bahwa serangan tersebut juga mengenai beberapa situs kunci mereka, termasuk Pangkalan Udara Al Dailami di Ibu Kota Sanaa, Bandara Internasional Hodeidah, markas militer di Saada, Bandara Internasional Taiz, dan sekitarnya di selatan Yaman, hingga bandara di kota Abs.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: depok.hallo.id
Artikel Terkait
Trump Siap Tawarkan Jet F-35 dalam Pertemuan Bersejarah dengan Putra Mahkota Saudi
MBS Terima Surat Rahasia Iran Sebelum Bertemu Trump: Apa Isi dan Maksudnya?
Ancaman Operasi Militer AS ke Venezuela: Maduro Peringatkan Gaza Baru di Amerika Selatan
Pemain Sepak Bola Israel Ditangkap Diduga Rudapaksa Turis AS, Netizen Geram!