Para penggemar pun ramai-ramai memberikan pujian di kolom komentarnya. "Kulit emas, saya sangat menyukai kulitmu," tulis salah satu pengguna.
"Kilau kulitmu tidak main-main, kamu sangat pantas mendapatkan penghargaannya," timpal yang lain.
Memang, di malam final yang digelar Jumat (21/11) lalu, Sanly tidak berhasil masuk dalam jajaran Top 30. Tapi, penampilannya sepanjang kompetisi tetap memukau, terutama saat sesi National Costume pada Rabu (19/11). Kala itu, ia mengenakan kostum bertajuk "Bali Yadnya - The Eternal Offering of Devotion".
Kostum yang terinspirasi dari tradisi sesajen Bali yakni banten dan peed itu menggambarkan rasa syukur dan keseimbangan antara manusia, alam, dan ketuhanan. Menurut keterangan di Instagram @inggikendran.official, Yadnya sendiri menyimbolkan bakti tanpa pamrih.
Sebelum terjun ke dunia kontes kecantikan, Sanly Liu adalah seorang influencer dan wiraswasta. Perempuan lulusan Universitas Tarumanegara ini punya butik di Bali bernama Spring Summer Studio Bali, plus sebuah salon kecantikan yang ia beri nama The Pause.
Zetrix Miss Universe Indonesia adalah kontes kecantikan pertama yang diikutinya. Padahal, sejak kecil ia sudah jadi penggemar berat ajang semacam ini dan punya keinginan kuat untuk suatu hari bisa ikut berlomba.
"Tantangannya banyak banget, aku harus belajar dari nol, tetapi give the best aja serta berusaha lebih keras. Aku dari kecil sudah menonton (ajang pageant), tetapi saat itu aku tidak bisa ikut saat masih kecil,"
Kenang Sanly, saat berbincang dengan media di malam final Zetrix Miss Universe Indonesia pada September lalu.
Artikel Terkait
Gaya Foto Meghan Markle Picu Polemik, Dituding Tiru Pose Sang Mertua
Filmore Medical Clinic: Welcome Home untuk Kesehatan Perempuan yang Tak Lagi Perlu Ragu
Warung Kopi Pangku: Kisah Piluh di Balik Tenda Pinggir Jalan
Kontroversi hingga Mahkota: Fatima Bosch Buktikan Suara Perempuan Lebih dari Sekadar Promosi