Dyah Ayu, Dalang Perempuan yang Menyabet Stigma di Tengah Gempuran Budaya Pop

- Rabu, 19 November 2025 | 05:54 WIB
Dyah Ayu, Dalang Perempuan yang Menyabet Stigma di Tengah Gempuran Budaya Pop

Mengukir Identitas: Perjalanan Dyah Ayu sebagai Dalang Perempuan di Tengah Arus Budaya Pop

Minat generasi muda terhadap kesenian tradisional kerap kali tenggelam oleh derasnya budaya populer. Di tengah dominasi K-POP, Harajuku, dan anime, hanya segelintir anak muda yang memilih untuk menggeluti warisan leluhur. Salah satunya adalah Dyah Ayu Kusumaning Tyas.

Mahasiswi semester satu jurusan Bahasa Daerah Universitas Negeri Solo (UNS) ini memilih jalan yang tidak biasa: menjadi seorang dalang wayang kulit perempuan. Ketertarikannya pada dunia pewayangan bukanlah hal yang baru. "Saya selalu suka dengan kesenian, khususnya yang diajarkan oleh orang tua saya. Mereka adalah penggiat seni tradisional wayang kulit dan penari. Seluk beluk pewayangan sudah menjadi santapan sehari-hari sejak saya sekolah TK. Kebetulan, saya tidak berminat dengan budaya anak muda saat ini," ujarnya dengan tegas.

Perjalanannya menjadi dalang tidak tanpa rintangan. Ia mengungkapkan bahwa menginternalisasi karakter setiap tokoh wayang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Memeragakan pola tingkah laku tokoh-tokoh tersebut menjadi persoalan tersendiri, terlebih bagi seorang dalang perempuan. "Teknik sabetan atau gerakan dalam cerita pewayangan saat pertarungan masih menjadi sedikit kendala. Awalnya susah, tetapi seiring waktu dan jam terbang, perlahan membaik. Namun, belum maksimal jika dibandingkan dengan gaya sabetan dalang pria," imbuhnya saat ditemui dalam kompetisi Festival Dalang Muda 2025 di Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya.


Halaman:

Komentar