Dyah Ayu, Dalang Perempuan yang Menyabet Stigma di Tengah Gempuran Budaya Pop

- Rabu, 19 November 2025 | 05:54 WIB
Dyah Ayu, Dalang Perempuan yang Menyabet Stigma di Tengah Gempuran Budaya Pop

Perempuan asal Madiun, Jawa Timur ini juga menyoroti eksistensi dalang perempuan yang masih langka di berbagai pagelaran. Menurutnya, penguatan mental untuk membangun ciri khas yang berbeda dengan dalang pria adalah kunci. "Gelaran wayang kulit ini semalam suntuk hingga pagi. Ceritanya harus tegas sesuai naskah dan harus kuat melekan. Dulu sewaktu kecil, saya ikut bapak pagelaran dan diberikan waktu jadi pembuka sebelum beliau tampil. Saat ini, saya sering tampil full jika ada undangan. Itu butuh latihan dan konsistensi. Menjadi dalang tidak mudah, apalagi perempuan," tutur perempuan 19 tahun yang mengidolakan dalang Ki MPP Bayu Aji tersebut.

Di balik perjuangannya, dukungan penuh datang dari kedua orang tuanya, terutama Ki Yogi "Bagong", ayahnya yang juga seorang dalang. Dalam setiap pentas, peran orang tuanya selalu hadir, mulai dari menyiapkan wayang, merias, hingga mendoakannya sebelum naik panggung. "Saya bersama ibunya selalu mengenalkan apa yang kami lakukan dalam dunia kesenian, khususnya pewayangan dan tari. Kami tidak memaksa Ayu untuk berkecimpung di wayang kulit. Jika tertarik dan suka, kami arahkan untuk belajar yang lebih baik. Tidak mudah menjadi seorang dalang perempuan karena kesempatannya belum banyak untuk pentas-pentas besar," ujar Ki Yogi.

Dyah Ayu bersama keluarganya hadir dalam kegiatan Festival Dalang Muda 2025 di Taman Budaya Jawa Timur. Kegiatan yang diikuti oleh 30 dalang wayang kulit dari berbagai kota di Jawa Timur dengan rentang usia 17 hingga 40 tahun ini berlangsung penuh antusiasme. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Hari Wayang Nasional 2025, menampilkan beberapa pagelaran dan pameran wayang kulit yang digelar oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur bersama Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI).


Halaman:

Komentar