Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa China berkomitmen melakukan pembelian kedelai dalam volume besar dari Amerika Serikat. Kesepakatan strategis ini tercapai setelah AS bersedia menurunkan tarif impor untuk China hingga 47 persen.
Kesepakatan perdagangan kedelai antara AS dan China ini terwujud melalui pertemuan bilateral antara Trump dan Presiden China Xi Jinping di Busan, Korea Selatan. Pertemuan ini menghasilkan komitmen kuat dari China untuk segera memulai pembelian produk pertanian AS.
Meskipun pengumuman ini disambut positif, pasar kedelai global menunjukkan reaksi berbeda. Harga berjangka kedelai di Chicago tercatat mengalami penurunan signifikan mencapai 2,2 persen pasca pengumuman tersebut.
Nilai perdagangan kedelai AS-China mencapai lebih dari USD 12 miliar pada tahun sebelumnya. Absennya pembelian dari China dalam beberapa waktu terakhir telah memberikan dampak negatif bagi petani Amerika sekaligus memperkuat posisi tawar China dalam negosiasi perdagangan internasional.
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Mr DIY (MDIY) Catat Laba Bersih Rp790 Miliar di Kuartal III 2025, Tumbuh 12.7%
Target Marketing Sales PANI 2025 Dipangkas Jadi Rp4,3 Triliun, Segmen Residensial Melonjak 234%
PLN Indonesia Power Salurkan Bantuan Rp3 Miliar untuk 10.000 Penerima
XTB Indonesia Resmi Luncurkan Aplikasi Investasi Global, Akses 600+ Saham AS