Komitmen pemerintah ini di-backup oleh alokasi anggaran yang besar. Pada RAPBN 2026, Kementerian PUPR mendapat alokasi Rp 10,89 triliun. Dari jumlah tersebut, Rp 8,90 triliun dialokasikan khusus untuk program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau renovasi rumah swadaya.
Program renovasi 400 ribu rumah ini akan menyasar rumah-rumah di berbagai wilayah, termasuk kawasan pesisir, perkotaan, dan perdesaan.
BSPS Bangun Semangat Gotong Royong dan Serap Tenaga Kerja
Menurut Ara, program BSPS tidak hanya memperbaiki kondisi fisik rumah, tetapi juga menciptakan nuansa gotong royong yang luar biasa di masyarakat. Keterlibatan aktif penerima bantuan inilah yang membuat program ini sangat digemari.
“Jadi juga mereka bergotong royong. Bahkan rumah yang saya lihat, kayaknya renovasi total. Artinya bisa dibilang hampir seperti membangun baru. Jadi rakyat sangat menggemari program ini, karena kerasa banget,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ara meyakini bahwa program perumahan, termasuk rumah subsidi yang targetnya 350 ribu unit tahun ini, akan membentuk serapan tenaga kerja yang masif. Dengan asumsi satu rumah dikerjakan oleh 5 orang, maka program rumah subsidi saja berpotensi menyerap hingga 1,65 juta tenaga kerja.
Artikel Terkait
Harga Kakao Jatuh, Tapi Cokelat di Rak Masih Terasa Pahit
IHSG Terancam Koreksi Dalam, Empat Saham Ini Justru Jadi Incaran
Wall Street Berdebar Menjelang Akhir Tahun, Santa Claus Rally Jadi Penyelamat?
Dari Pembersih Kaca ke Raja Roblox: Kisah David Baszucki yang Berani Abaikan Nasihat