Harga Pupuk Turun 20%, Dampak pada Biaya Produksi Petani dan Harga Beras
Pemerintah secara resmi telah menetapkan penurunan harga pupuk sebesar 20 persen. Kebijakan ini diharapkan dapat meringankan beban biaya produksi petani, meskipun dampaknya dinilai belum cukup signifikan secara keseluruhan.
Analisis Biaya Produksi Petani dan Dampak Penurunan Harga Pupuk
Menurut Eliza Mardian, Ekonom Pangan dari CORE Indonesia, porsi pembelian pupuk dalam struktur biaya produksi petani relatif kecil, yaitu hanya sekitar 12-15 persen. Biaya tenaga kerja justru mendominasi dengan porsi lebih dari 50 persen, disusul biaya sewa lahan sekitar 25 persen. Oleh karena itu, untuk menekan biaya produksi secara signifikan dan menurunkan harga beras, diperlukan langkah-langkah pendukung seperti mekanisasi pertanian dan peningkatan produktivitas.
Strategi Stabilisasi Harga Pupuk dan Dukungan bagi Toko
Eliza juga menekankan pentingnya pengawasan ketat untuk stabilisasi harga pupuk. Pemerintah perlu memastikan toko pupuk yang masih memiliki stok lama dengan harga modal tinggi tidak mengalami kerugian, dengan memberikan kompensasi atas selisih harganya. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk mempercepat realisasi anggaran ketahanan pangan.
Artikel Terkait
Ledakan Micro Drama China: Rp 156 Triliun di 2025, Indonesia Ikut Meroket!
Rupiah 2025: Pelemahan 2% Ternyata Sinyal Kuat di Tengah Badai Global?
CBRE Gemparkan Pasar! Akuisisi Kapal Rp1,61 Triliun untuk Kuasai Bisnis Offshore
Masa Depan Hijau Blok Masela: Proyek LNG Pertama Indonesia yang Bakal Serap 16,3 Triliun untuk Tangkap Karbon!