Produsen besar pun bersikap hati-hati. Nestle mengaku senang melihat harga kakao turun, tapi menyebutnya masih terlalu dini untuk berkesimpulan. Hershey memperkirakan efek deflasi baru terasa tahun 2026.
Scott Amoye dari Guittard Chocolate Co. di California bilang, fokus produsen sekarang adalah memulihkan margin yang tergerus.
“Anda mungkin akan mengalami periode yang signifikan pada tahun 2026 sebelum melihat adanya penurunan harga,” katanya.
Kewaspadaan yang Masih Tinggi
Alasan untuk berhati-hati memang ada. Meski sempat jatuh di bawah USD 5.000 per ton, harga kakao berjangka di New York kini kembali naik ke kisaran USD 6.000. Ekspektasi surplus besar musim ini mulai diragukan. Analis dari Rabobank dan Citigroup bahkan memangkas proyeksi mereka.
Akar masalahnya di lapangan belum selesai. Di Afrika Barat, petani kakao masih bergelut dengan dana terbatas, akses pupuk yang minim, dan tantangan perubahan iklim.
“Tantangan struktural jangka panjang belum terselesaikan,” kata Peter Feld, kepala eksekutif Barry Callebaut AG, dalam sebuah panggilan konferensi.
“Pertanian kakao di Afrika Barat menghadapi kesenjangan investasi kronis. Cokelat sudah terlalu murah terlalu lama,” tambahnya.
Perusahaan seperti Barry Callebaut kini berinovasi, mengembangkan alternatif kakao dan mempertimbangkan restrukturisasi bisnis. Sementara itu, banyak produsen lain memilih jalan pintas: mengurangi kandungan kakao atau memperkecil ukuran.
Di Jerman, batangan Milka yang ikonik itu sekarang 10% lebih ringan, meski harganya naik 25%. Di Inggris, beberapa produk bahkan tak lagi bisa disebut 'cokelat' karena mentega kakaonya diganti minyak nabati murah.
Perubahan resep semacam ini sifatnya menetap. Konsumen mungkin lebih sering dapat diskon promosi ketimbang penurunan harga permanen.
Seperti kata Allyson Myers dari Lake Champlain Chocolates, “Kami mungkin tidak akan bisa mengembalikan semuanya.”
Jadi, untuk sementara, nikmati saja cokelat itu sedikit lebih hemat. Atau, siap-siap merogoh kocek lebih dalam.
Artikel Terkait
Saham Kapal Melaju Kencang, BBRM dan LEAD Pacu Rally Sektor Maritim
Rupiah Tersungkur ke Rp16.750, Dihajar Dolar dan Kekhawatiran Fiskal
Bank Mandiri Perkuat Dewan Komisaris dengan Wajah-wajah Baru
Perak Cetak Rekor Baru, Kalahkan Emas dalam Balapan Logam Mulia