Pasar saham lokal pekan ini diramaikan oleh pesta emas. Harga logam mulia global yang meroket memantik euforia, menarik minat beli yang masif, termasuk dari investor asing. Tak heran, saham-saham sektor tambang emas pun melesat, beberapa bahkan diborong habis oleh pelaku pasar.
Antusiasme paling menggila terlihat pada saham BRMS. Emiten mineral yang dikendalikan konsorsium Bakrie-Salim ini mencatat beli bersih asing fantastis, mencapai Rp654,29 miliar. Dalam sepekan, harganya melonjak 25,51 persen. Puncaknya terjadi Jumat lalu, di mana sahamnya naik hingga auto rejection atas (ARA) 25 persen ke level Rp1.230. Kenaikan itu sekaligus membawa BRMS menembus rekor tertinggi sepanjang masa, atau all-time high.
Gelombang optimisme itu tak hanya menyapu BRMS. Saham EMAS, anggota Merdeka Group yang dikaitkan dengan Edwin Soeryadjaya, juga ikut terbang. Sahamnya dibeli bersih asing senilai Rp247,61 miliar dan melesat hampir 35 persen dalam lima hari perdagangan.
Di sisi lain, ARCI milik Rajawali Group-nya Peter Sondakh juga jadi buruan. Investor asing mencatatkan net buy Rp241,50 miliar, mendorong penguatan sahamnya sebesar 31,92 persen. Mirip dengan BRMS, ARCI juga sukses mencetak ATH di hari Jumat, bertengger di harga Rp1.715 per unit.
Memang, reli pekan ini tak merata ke semua emiten. Beberapa saham lain hanya mencatatkan penguatan yang lebih moderat. ANTM naik 4,81 persen, sementara MDKA cuma menguat tipis 0,90 persen. HRTA melonjak cukup signifikan 15,02 persen, dan AMMN naik 3,86 persen dalam periode yang sama.
Lalu, apa yang memicu semua ini? Jawabannya ada di pasar global.
Harga emas dunia memang sedang bersinar. Sentimen utama datang dari keputusan The Fed yang akhirnya memangkas suku bunga seperempat poin, sesuatu yang sudah lama dinanti pasar. Investor pun mulai berharap akan ada pelonggaran lanjutan di tahun depan.
Pada penutupan Jumat (12/12), emas spot menguat 0,47 persen ke level USD4.299,38 per troy ons. Secara mingguan, kenaikannya mencapai 2,40 persen. Berbeda dengan emas, perak justru mengalami aksi ambil untung yang cukup keras. Setelah sempat sentuh rekor, harganya melemah hampir 3 persen di hari Jumat, menjadi USD61,92 per ons.
Artikel Terkait
Stok Beras Melimpah, Indonesia Siap Jadi Raja Padi Asia Tenggara
BSI Galang Donasi untuk Sumatera Lewat Kopi Gratis dan Undian Emas
InfraNexia Resmi Dilahirkan, Telkom Pecah Lini Bisnis Fiber Rp90 Triliun
BRI Pacu Pembangunan, Sindikasi Rp 2,2 Triliun untuk Flyover Sitinjau Lauik