"Sebagai hub itu bisa diisi oleh carbon capture dari beberapa negara potensial yang ada di sebelah kanan yaitu Singapura dan Malaysia serta Jepang dan Korea," papar Yudhi.
Untuk tahap awal, sudah ada kerja sama konkret yang dirintis. Pertamina menggandeng Krakatau Steel, yang berpotensi mengalirkan CO₂ dari pabrik bajanya di Jawa Barat ke Asri Basin. Ini bisa jadi proyek percontohan yang penting.
"Indonesia sendiri nanti bisa dari industri Indonesia yang lakukan carbon capture, yaitu yang saat ini sudah bekerja sama itu dari Krakatau Steel," kata Yudhi.
Namun begitu, Asri Basin bukanlah satu-satunya harapan. Pertamina ternyata menyiapkan beberapa cadangan lokasi lain. Beberapa masih dalam tahap studi, seperti di Jembaran Tiung Biru, East Java Basin, dan Central Sumatera. Sementara itu, kerja sama dengan sejumlah mitra untuk wilayah seperti Iskal dan Sulawesi Basin masih dalam tahap awal.
Rencana besar ini jelas bukan pekerjaan mudah. Tapi, langkah-langkah persiapannya sudah mulai terlihat, perlahan tapi pasti.
Artikel Terkait
ESDM dan Pelaku Usaha Gas Bersuara: Manajemen Risiko Jadi Penopang Bisnis Energi
Whoosh Gelar Diskon Akhir Tahun, Tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung Turun Rp25 Ribu
OJK Soroti Skema Kecebong yang Bikin Cicilan Pinjol Membengkak di Awal
Delapan Saham Panasan Dihentikan Sementara, BEI Pasang Rem Darurat