Ekspor Vietnam ke Amerika Serikat ternyata justru memecahkan rekor. Padahal, tarif yang diteken Presiden Donald Trump tujuannya justru untuk menekan surplus perdagangan antara kedua negara. Fakta di lapangan berkata lain: neraca dagang Vietnam malah melonjak lebih tinggi ketimbang tahun lalu.
Sepanjang Januari hingga November 2025, surplus yang dicatat Vietnam mencapai angka fantastis: USD 121,6 miliar. Itu naik 27,5 persen dari periode sama tahun sebelumnya. Menurut data yang dirilis kantor statistik di Hanoi, nilai ekspor ke AS dalam 11 bulan itu sendiri menyentuh USD 138,6 miliar. Angkanya naik signifikan, 27,3 persen.
Bloomberg melaporkan, berbagai produk mengalir deras dari Vietnam, mulai dari sepatu sampai furnitur. Vietnam sendiri sebenarnya sudah berulang kali berjanji akan membeli lebih banyak barang dari AS. Tapi nyatanya, surplus mereka tahun lalu masih menempati posisi ketiga terbesar di mata AS, setelah China dan Meksiko.
Lalu, bagaimana ini bisa terjadi? Ceritanya berawal dari perang dagang Trump dengan China. Banyak perusahaan yang kemudian memindahkan rantai produksinya ke Vietnam. Alhasil, surplus negara itu melesat dan kini jadi perhatian serius Washington.
Di sisi lain, Vietnam berada di posisi yang cukup pelik. Mereka harus memenuhi tuntutan AS sambil tetap menjaga hubungan baik dengan China, yang notabene adalah mitra dagang terbesarnya.
Surplus Mulai Menyempit
Meski angkanya masih besar, ada tanda-tanda penyempitan. Untuk bulan ketiga berturut-turut, surplus dagang Vietnam pada November turun jadi USD 1,09 miliar. Angka ini lebih rendah dari prediksi para ekonom, dan jauh di bawah Oktober yang mencapai USD 2,6 miliar.
Artikel Terkait
BEI Catat 24 IPO Sepanjang 2025, 13 Perusahaan Lain Masih Antre
IHSG Diproyeksi Stagnan di 8.600-8.700, Fokus Investor Beralih ke The Fed
RLCO Siap Melantai, Eksportir Sarang Walet Incar Pasar China
Mirae Asset Soroti Emas dan Konsumsi sebagai Penopang Ekonomi Indonesia di 2026