Dan upaya mereka tak hanya berhenti di rumah sakit. Pada hari yang sama, Tamiang Sport Center yang dijadikan posko pengungsian besar juga akhirnya mendapat aliran listrik. Dengan adanya penerangan, proses evakuasi dan pendataan warga jadi lebih lancar, distribusi logistik pun tak lagi terkendala gelap.
Masalah lain yang diatasi adalah pasokan air bersih. Untuk itu, PLN mengoperasikan genset 33.000 watt dari Binjai guna menyalakan PDAM setempat. Alhasil, kebutuhan air bersih masyarakat berangsur normal sejak Kamis. Mereka juga masih mengupayakan genset berdaya lebih besar, 100.000 watt, yang saat ini sedang dikirim dari Banda Aceh menggunakan kapal POLRI.
Di lapangan, tantangan masih banyak. Jalan putus, banyak daerah terisolasi. Tapi, menurut Eddi Saputra, General Manager PLN UIW Aceh, semangat tim tak boleh redup.
Pemulihan jaringan listrik permanen memang masih berlangsung. Namun, dengan dukungan suplai darurat dan kerja keras tanpa lelah, setidaknya masyarakat Aceh Tamiang kini punya cahaya untuk melewati masa-masa terberat ini. Sebuah cahaya yang bukan sekadar penerang, tapi juga penanda bahwa kehidupan dan pelayanan publik harus terus bergerak.
Artikel Terkait
Folago dan Emiten Teknologi Lainnya Melesat, Indeks Sektor Tembus 159%
Sensus Ekonomi 2026: Potret Nyata Wajah Baru Konsumsi Indonesia
Bank Sumsel Babel Buka Kantor Syariah di OKI, Akses Keuangan Semakin Merata
IHSG Tembus Rekor, Tapi Ancaman Dolar Masih Mengintai