Wall Street menutup perdagangan Kamis (4/12) dengan arah yang beragam. S&P 500 memang sedikit menguat, tapi pergerakannya terbatas. Rupanya, para investor memilih untuk menahan napas, menunggu katalis yang lebih jelas. Mereka semua menanti rilis data inflasi dan isyarat kebijakan dari Federal Reserve pekan depan.
Pada pukul 16.00 ET, Dow Jones tercatat melemah 31 poin atau 0,1%. Sementara itu, S&P 500 bertahan di zona hijau dengan kenaikan 0,1%, dan Nasdaq berhasil naik 0,2%. Pasar terasa seperti sedang menarik napas panjang.
Di tengah suasana wait-and-see itu, ada satu data yang cukup mencolok: klaim tunjangan pengangguran AS. Angkanya turun ke level terendah dalam tiga tahun terakhir. Tepatnya, pada 29 November, data yang dirilis Departemen Tenaga Kerja menunjukkan angka 191.000. Ini turun signifikan dari revisi minggu sebelumnya yang 218.000. Terakhir kali angka serendah ini tercatat adalah pada September 2022.
Nah, data ketenagakerjaan yang cukup solid ini muncul tepat sebelum rilis inflasi. Menurut analis Stifel Financial Corp, data inflasi nanti bakal memanaskan lagi perdebatan di internal Fed.
"PCE berpotensi jadi penentu bagi Fed untuk menilai ancaman inflasi yang masih mengintai. Ini juga akan mempengaruhi keputusan mereka soal apakah pemotongan suku bunga di Desember masih jadi opsi," begitu bunyi catatan mereka.
Spekulasi soal kepemimpinan Fed ke depan juga ikut mewarnai sentimen. Ada laporan yang menyebut pemerintahan Trump tiba-tiba membatalkan wawancara dengan kandidat ketua Fed lainnya. Hal ini makin menguatkan dugaan bahwa Kevin Hassett berpeluang besar mengambil alih posisi puncak itu pada 2026.
Artikel Terkait
Saham KDTN dan ROCK Kembali Diperdagangkan, Aturan Main Berbeda
Wall Street Merah di Tengah Optimisme Global Jelang Keputusan The Fed
Victoria Insurance Gelar Private Placement Rp13 Miliar, Saham Ditebus Induk Perusahaan
Menteri Bahlil Ancam Cabut Izin Tambang Nakal, Airlangga Siapkan Bantuan UMKM Korban Bencana