“Irigasi, benih, dan alat pengolah lahan semua ditanggung pemerintah pusat. Kita pastikan sawah yang rusak kembali seperti semula. Petani harus bisa segera mulai tanam kembali,” ujar Amran.
Selain fokus pada lahan, bantuan langsung ke masyarakat juga tak kalah penting. Pemerintah memastikan bantuan pangan sampai ke mereka yang terdampak langsung, juga ke warga yang terisolasi. “Keduanya wajib mendapatkan bantuan pangan. Tidak ada warga yang kami biarkan kesulitan,” tegasnya.
Responsnya memang cepat. Tahap pertama, Kementan sudah mengirim 207 truk berisi bantuan senilai Rp 34,8 miliar. Total bantuan yang terkumpul, dari berbagai sumber, mencapai Rp 75 miliar. Isinya beragam, mulai dari beras, minyak goreng, gula, sampai kebutuhan darurat lain seperti air mineral dan mie instan.
Ini semua hasil kolaborasi dengan mitra strategis, BUMN pangan, dunia usaha, bahkan sumbangan pegawai Kementan sendiri. Untuk daerah yang sulit dijangkau darat, bantuan tambahan diantarkan pakai Pesawat Hercules.
Amran menegaskan kesiapan timnya. “Kami 24 jam standby. Wali kota, gubernur kami komunikasi, begitu butuh langsung kami ACC. Bahkan subuh dan tengah malam tetap kami layani,”
“Dalam kondisi darurat seperti ini, kita harus bergerak cepat.”
Artikel Terkait
IHSG Diprediksi Koreksi Tipis, Empat Saham Ini Jadi Buruan Analis
Emas Bisa Melonjak 30% di 2026, Asal Dunia Makin Kacau
Unilever Indonesia Bagikan Dividen Rp3,3 Triliun Jelang Akhir Tahun
Pemegang Kendali ARKO Lepas Saham Rp195 Miliar di Tengah Masa Suspensi