Di sisi lain, tidak semua permintaan bisa dituruti. Purbaya menyebut ada permohonan yang harus ditolak mentah-mentah. Misalnya, permintaan untuk menghapus kewajiban pajak dari beberapa perusahaan untuk transaksi yang terjadi sebelum tahun 2023.
"Ya enggak bisa," tegasnya.
"Itu kan sudah terjadi di masa lalu. Lagipula, perusahaannya untung dan ada komponen asing di situ. Nggak mungkin kita hapus begitu saja," jelas Purbaya, merinci alasan penolakan itu.
Pertemuan antara kedua pihak sebenarnya sudah terjadi sehari sebelumnya, Rabu, di Kantor Kemenkeu. Rosan sendiri yang datang menemui sang menteri. Mereka dikabarkan membahas banyak hal, mulai dari percepatan proyek Kereta Cepat Whoosh hingga dukungan fiskal untuk pengembangan Danantara ke depan.
Usai pertemuan, Rosan terlihat optimis.
"Beliau sangat terbuka," kata Rosan tentang Menteri Purbaya.
"Pembahasan akan dilanjutkan lagi oleh tim kerja. Intinya, responsnya sangat-sangat positif," pungkas CEO Danantara itu, menutup pembicaraan.
Artikel Terkait
IHSG Tembus 8.640, Cetak Rekor Baru di Tengah Aksi Jual di Sektor Keuangan
Fintech Indonesia Siap Pukau Publik di Mandiri BFN Fest 2025
IHSG Menguat Tipis, Saham-Saham Ini Justru Melonjak Gila-Gilaan
Kripto Makin Diminati, Ratusan Perusahaan RI Mulai Masuk Pasar Digital