Desember dan Ritual Saham: Mengapa IHSG Kerap Hijau di Akhir Tahun?

- Selasa, 02 Desember 2025 | 12:00 WIB
Desember dan Ritual Saham: Mengapa IHSG Kerap Hijau di Akhir Tahun?

Riset itu juga mencatat, sejumlah emiten besar menunjukkan pola serupa. Saham-saham seperti TLKM, BBRI, PTBA, INDF, dan PGAS punya konsistensi penguatan hingga 80 persen setiap Desember dalam sepuluh tahun terakhir.

“Kombinasi seasonal strength ditambah reliabilitas saham-saham unggulan menjadikan Desember peluang menarik bagi strategi trading berbasis pola historis,” tulis mereka.

Faktor pendorongnya nggak cuma musiman. Sentimen dari luar negeri ikut berperan. Probabilitas The Fed memangkas suku bunga pada Desember 2025 disebut melonjak jadi 79-80 persen, jauh lebih tinggi dari perkiraan awal bulan yang sekitar 40 persen.

Ekspektasi ini menguat setelah sejumlah pejabat The Fed, termasuk John Williams, mengeluarkan pernyataan bernada dovish. Mereka menyoroti pelemahan inflasi dan kondisi pasar tenaga kerja yang mulai longgar.

BRI Danareksa menilai, jika pemotongan suku bunga benar terjadi, Indonesia berpeliko menikmati aliran dana asing yang lebih deras. Stabilitas rupiah dan potensi pemulihan di sektor properti serta perbankan bisa jadi katalis tambahan.

Pandangan ini sejalan dengan pengamat pasar modal Michael Yeoh.

“Jika kita mengacu pada kalimat Santa Claus Rally itu sendiri, ini tercipta dari aksi yang sering dilakukan oleh para fund manager di Indonesia, yaitu window dressing,” ujarnya pada Selasa (2/12/2025).

Ia menambahkan, efeknya biasanya terpusat pada saham-saham papan atas. “Kemungkinan besar, saham-saham yang terdampak efek window dressing adalah blue chip, seperti TLKM, ASII, dan bank besar.”

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.


Halaman:

Komentar