Rupiah buka perdagangan Selasa (2/12/2025) dengan catatan hijau. Mata uang kita menguat terhadap dolar AS, mengambil momentum dari melemahnya sang greenback di pasar global.
Berdasarkan pantauan Bloomberg, rupiah berada di posisi Rp16.631 per dolar. Angka itu menunjukkan penguatan 32 poin, atau sekitar 0,19%, dari level penutupan sebelumnya di Rp16.675.
Di sisi lain, indeks dolar AS sendiri tercatat melemah tipis 0,2% ke level 99,25 pada sesi Senin. Lalu, apa yang terjadi?
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, punya penjelasannya. Menurutnya, pelemahan dolar ini dipicu oleh spekulasi investor yang kian menjadi. Mereka memprediksi Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga dalam pertemuan kebijakan moneter bulan ini.
"Spekulasi pasar meningkat setelah serangkaian data ekonomi AS dirilis, yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi sedang melambat dan tekanan inflasi mereda (meskipun masih kuat). Hal ini memperkuat keyakinan bahwa The Fed akan melonggarkan kebijakan moneternya," ujarnya.
Angkanya cukup signifikan. Harga di pasar uang sekarang menyiratkan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan 9-10 Desember mendatang mencapai hampir 88%. Bayangkan, angka itu melonjak drastis dari sekitar 40% saja seminggu sebelumnya.
Artikel Terkait
Emas Perhiasan Jadi Pendorong Utama Inflasi November 2025
Rights Issue PANI Picu Aksi Jual, Saham CBDK Malah Melonjak 37%
Kereta Petani dan Pedagang Resmi Beroperasi, 87 Penumpang di Hari Pertama
Pasar Asia Bangkit, Tapi Waspada: Sinyal Jepang dan Kripto Anjlok Picu Keraguan