Harga Minyak Tergelincir di Tengah Isu Perdamaian Rusia-Ukraina

- Rabu, 26 November 2025 | 07:55 WIB
Harga Minyak Tergelincir di Tengah Isu Perdamaian Rusia-Ukraina

Analis dari Ritterbusch and Associates malah bilang bahwa bagian tersulit dari proses negosiasi ini bahkan belum dimulai. Masih ada jurang perbedaan yang lebar antara kedua pihak yang harus dijembatani.

Sementara itu, di luar konflik geopolitik, banyak analis memprediksi pertumbuhan suplai minyak mentah pada 2026 akan melampaui kenaikan permintaan. Deutsche Bank, misalnya, memperkirakan surplus setidaknya 2 juta barel per hari tahun depan. Mereka bahkan belum melihat tanda-tanda pasar bakal kembali defisit hingga 2027.

Commerzbank Research punya analisis menarik. Menurut mereka, kesepakatan damai bisa membantu Rusia meningkatkan produksi minyak hingga mencapai volume yang disepakati dalam OPEC .

Sanksi terhadap raksasa minyak Rusia seperti Rosneft dan Lukoil, plus larangan penjualan produk minyak olahan Rusia ke Eropa, ternyata berdampak signifikan. Kilang-kilang India mulai mengurangi pembelian minyak Rusia.

Commerzbank mencatat, ekspor Rusia pun menurun dan persediaan minyak mentah mereka di kapal tanker menumpuk. Stok ini bisa membanjiri pasar jika sanksi terhadap Rosneft dan Lukoil dicabut.

Rusia sendiri tak tinggal diam. Wakil Perdana Menteri Alexander Novak mengungkapkan bahwa negaranya sedang membahas cara memperluas ekspor ke China.

Di Amerika, persediaan minyak mentah justru dilaporkan turun pekan lalu, sementara stok bahan bakar malah naik. Data dari American Petroleum Institute menunjukkan tren ini, bertolak belakang dengan survei Reuters yang memperkirakan kenaikan persediaan minyak mentah AS sebesar 1,86 juta barel.

Nantikan data resmi dari Energy Information Administration (EIA) yang akan dirilis Rabu ini pukul 22.30 WIB. Itu yang bakal kasih kepastian.


Halaman:

Komentar