Hari ini, Senin (24/11), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terperangkap dalam fase konsolidasi. Tekanan dari bursa global, ditambah dengan pelemahan saham-saham teknologi di Wall Street, membuat ruang gerak indeks domestik ini terbatas. Ingat, pada penutupan Jumat lalu, IHSG sudah melemah tipis 0,07 persen ke level 8.414,35.
Dari sisi teknikal, sinyal yang muncul juga tak terlalu menggembirakan. Analis dari Phintraco Sekuritas melihat MACD sudah membentuk death cross. Sementara itu, Stochastic RSI bergerak di area pivot. Fakta bahwa IHSG ditutup di bawah MA5 semakin menguatkan pandangan bahwa tekanan jangka pendek masih akan berlanjut.
“Sehingga IHSG pada Senin (24/11) masih akan berkonsolidasi di kisaran 8.350–8.450 dalam jangka pendek, selama belum mampu ditutup di atas level 8.450 dengan didukung volume besar,”
begitu tulis Phintraco Sekuritas dalam laporannya.
Ekspektasi penurunan suku bunga The Fed pada Desember 2025 yang mulai memudar ikut menambah beban. Suasana ini terasa di hampir seluruh kawasan. Mayoritas indeks di bursa Asia kompak melemah, bursa Eropa pun dibuka tertekan pada sesi Jumat lalu. Meski indeks futures Wall Street sempat menguat moderat, itu tampaknya belum cukup untuk mengubah sentimen. Namun begitu, secara mingguan IHSG masih mampu mencatatkan kenaikan 0,52 persen. Lumayan.
Dari dalam negeri, ada data terbaru dari Bank Indonesia. Uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh 7,7 persen secara tahunan (YoY) pada Oktober 2025. Angka ini sedikit melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 8 persen. Perlambatan ini sejalan dengan melemahnya pertumbuhan kredit di periode yang sama.
Di sisi lain, dari panggung global, Jepang mencatatkan inflasi yang meningkat menjadi 3 persen YoY pada Oktober 2025. Naik dari 2,9 persen di bulan sebelumnya dan menjadi level tertinggi sejak Juli 2025. Menanggapi hal ini, pemerintah Jepang tak tinggal diam. Mereka sudah menyetujui paket stimulus raksasa senilai 21,3 triliun yen untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan menopang konsumsi masyarakat.
Lalu, saham apa saja yang patut dicermati pekan ini? Menurut Phintraco, sejumlah emiten seperti MDKA, SMGR, HMSP, PGEO, EMTK, dan CBDK layak diawasi.
Artikel Terkait
Pasar Komoditas Merah, Minyak Anjlok Dihantui Isu Perdamaian Rusia-Ukraina
Indonesia Siap Tiru Kesuksesan Brasil, Jadikan Bioetanol Senjata Andalan Lawan Krisis Iklim
Amran Sulaiman Murka, 250 Ton Beras Ilegal Masuk Lewat Sabang
Indonesia Puncaki Daftar Penipuan Lowongan Kerja se-Asia Pasifik