“Lima sampai enam perusahaan (Indonesia) dan tentunya mereka juga membutuhkan support dari Indonesia terutama untuk di sektor agrikultur dan juga sektor-sektor yang mereka sangat butuhkan yaitu derivatif daripada kelapa sawit,” kata Airlangga.
Selain kerja sama dengan Angola dan Ethiopia, ada lagi negara lain yang berminat. Finlandia, misalnya. Negara Skandinavia itu tertarik untuk masuk ke industri pusat data di Indonesia.
“Dan negara lain seperti Finlandia, kita tau negara dengan teknologi tinggi, mereka berminat untuk masuk di dalam data center,” ujarnya.
Di KTT G20 ini, ada juga kabar soal penandatanganan MoU antara PT Dahana, BUMN pertahanan kita, dengan Rheinmetall asal Jerman. Kerja samanya berkaitan dengan pendirian fasilitas bahan peledak, meski teknisnya masih akan diteliti lebih lanjut.
Tak ketinggalan, ada juga investasi yang bakal masuk di sektor hulu migas. Nilainya cukup besar, sekitar USD 2,6 miliar. Sayangnya, Airlangga tak merinci lebih jauh soal ini.
“Kemudian juga ada di hulu migas, dengan perkiraan investasi USD 2,6 miliar. Namun ini masih tahap lanjutan baik Pertamina dengan mitranya,” ujarnya.
Artikel Terkait
Harga Cabai Rawit Tembus Rp 83 Ribu, Beras Satu-satunya Penyelamat
BRI Rambah Infrastruktur dengan Reksa Dana Syariah Senilai Rp 1,95 Triliun
Balasan Listrik Ukraina Hantam Kilang Minyak Rusia di Tengah Krisis Energi
Harga Emas Antam dan Galeri24 Tergelincir di Penutupan Pekan