Untuk merealisasikan potensi tersebut, laporan ini merumuskan lima pilar utama menuju kedaulatan AI Indonesia:
1. Infrastruktur Digital yang Kuat
Membangun pusat data nasional berbasis energi terbarukan, memastikan kedaulatan data, dan memperkuat ekosistem digital dari pusat hingga edge computing.
2. Talenta AI yang Berkelanjutan
Meningkatkan kompetensi untuk mencetak 400.000 profesional AI pada tahun 2030 melalui program pendidikan berskala nasional.
3. Pertumbuhan Industri AI
Mendorong kolaborasi strategis antara sektor publik dan swasta, serta memberikan dukungan kuat bagi startup AI untuk menciptakan solusi lokal.
4. Kemampuan Riset dan Pengembangan (R&D) AI
Membangun lembaga riset AI nasional dan menjalin kemitraan global untuk mempercepat pengembangan teknologi AI yang relevan dengan konteks lokal.
5. Regulasi dan Etika AI yang Kuat
Mengembangkan kebijakan AI yang komprehensif dan kerangka etika yang kuat untuk memastikan pengembangan AI yang bertanggung jawab dan membangun kepercayaan publik.
Tantangan dan Harapan Ke Depan
Laporan ini juga tidak menutup mata terhadap tantangan, seperti ketergantungan pada teknologi asing dan risiko penyalahgunaan AI. Salah satu sorotan adalah peningkatan konten deepfake di Indonesia yang mencapai 1.550% pada periode 2023-2024.
Dengan peta jalan yang jelas dan semangat kolaborasi antara industri, pemerintah, dan akademisi, Indonesia diharapkan tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga pencipta teknologi AI. Hal ini akan membangun jembatan menuju masa depan Indonesia yang lebih sejahtera dan berdaulat secara digital.
Artikel Terkait
Meta PHK 600 Karyawan AI, Tapi Unit Rahasia Alexandr Wang Justru Diselamatkan
iPhone Air Terancam Punah? Apple Pangkas Produksi 80% Gara-Gara Ini!
Blibli Pay Day 2025: 5 Rahasia Glow Up Ekstra Hemat yang Bikin Kamu Makin PD!
Atasi Nyeri Kronis di Surabaya: Pulih Cepat Tanpa Rawat Inap dengan Teknologi Ini!