Indosat Gandeng Dua Konglomerat Bentuk FiberCo Senilai Rp 14,6 Triliun

- Selasa, 23 Desember 2025 | 14:24 WIB
Indosat Gandeng Dua Konglomerat Bentuk FiberCo Senilai Rp 14,6 Triliun

Di Jakarta, Selasa (23/12) lalu, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) akhirnya meresmikan sebuah langkah besar. Mereka menggandeng dua grup besar, Arsari dan Northstar, untuk membentuk perusahaan patungan. Fokusnya jelas: membangun dan mengelola infrastruktur serat optik di tanah air. Ini bukan kerja biasa-biasa saja, tapi langkah strategis untuk mengokohkan tulang punggung digital Indonesia, terutama menyambut gempita era kecerdasan buatan atau AI.

Acara penandatanganan perjanjian investasi itu sendiri digelar di kantor pusat IOH. Ruangannya dipenuhi para pemain kunci. Hadir di sana CEO Arsari Group, Hashim Djojohadikusumo, lalu Nezar Patria selaku Presiden Komisaris Indosat yang juga Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, serta Patrick Walujo dari Northstar Group sebagai Co-Founder. Suasana terasa cukup khidmat, tapi juga penuh harapan.

Lewat kolaborasi ini, Indosat akan memindahkan aset serat optiknya ke sebuah entitas baru yang disebut "FiberCo". Nilainya fantastis, mencapai Rp 14,6 triliun. Meski begitu, Indosat tak lepas tangan begitu saja. Mereka tetap memegang kendali strategis dengan menjaga kepemilikan sekitar 45 persen di perusahaan patungan tersebut.

President Director and CEO IOH, Vikram Sinha, dengan tegas menyebut infrastruktur fisik adalah kunci utama. Dalam sambutannya, dia membuat analogi yang mudah dicerna.

"AI itu mesinnya. Tapi fiber, serat optik, adalah jalannya. Nah, jalan yang mulus inilah yang sedang kita bangun bersama hari ini," ujar Vikram.

Dia menambahkan, kerja sama ini adalah bentuk tanggung jawab bersama untuk mendukung visi pemerintah. Targetnya jelas: mendongkrak pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen menuju Indonesia Emas.

"Visi Indonesia Emas dengan pertumbuhan ekonomi 8% itu tanggung jawab kita semua. Kita harus bekerja sama mewujudkannya," tegasnya.

Di sisi lain, Deputy CEO and COO Arsari Group, Aryo P.S. Djojohadikusumo, punya penekanan berbeda. Bagi Arsari, ini bukan cuma soal suntikan modal. Ini lebih pada komitmen jangka panjang untuk membangun fondasi daya saing bangsa.


Halaman:

Komentar