"Infrastruktur fiber optic yang kuat bakal mendongkrak produktivitas ekonomi. Manfaatnya akan terasa, mulai dari UKM yang mulai go-digital sampai perusahaan besar yang pakai smart manufacturing dan pengambilan keputusan berbasis data," kata Aryo.
Dia juga menekankan bahwa kemitraan ini dibangun di atas fondasi kepercayaan dan disiplin institusional. Tujuannya satu: pembangunan nasional.
"Ini harus dilihat sebagai platform untuk puluhan tahun ke depan, bukan cuma proyek jangka pendek belaka," tambahnya.
Nantinya, FiberCo akan mengoperasikan jaringan yang sangat luas, lebih dari 86 ribu kilometer. Jaringannya mencakup backbone, kabel laut domestik, sampai akses penghubung menara telekomunikasi. Sekitar 45 persen ada di Pulau Jawa, sisanya 55 persen tersebar di luar Jawa. Yang menarik, semua akan dioperasikan dengan model akses terbuka atau open-access.
Menutup sambutannya, Aryo menyelipkan sebuah pantun jenaka. Pantun itu sekaligus menggambarkan semangat kolaborasi di penghujung tahun.
"Arsari dan Indosat bersama bangun fiber, Demi Indonesia yang daulat di dunia digital,"
Pantun sederhana itu langsung disambut gemuruh tepuk tangan para hadirin, mengakhiri acara dengan nada optimis dan penuh kehangatan.
Artikel Terkait
Trump Pacu Ambisi Bulan 2028, Perkuat Dominasi AS di Luar Angkasa
Telkomsel Buka Posko dan Salurkan Bantuan untuk Warga Padang Pascabencana
Eka Hospital Hadirkan Terapi Proton, Terapi Radiasi Paling Presisi di Indonesia
Kotoran Kotak Wombat: Media Sosial Tanpa Smartphone di Alam Liar