Ancaman cuaca ekstrem dari dua siklon tropis, Senyar dan Koto, akhirnya bisa kita tarik napas lega. Keduanya sudah tak lagi mengancam. Tapi, jangan buru-buru lengah. Menurut BMKG, kita masih harus tetap siaga. Soalnya, Indonesia saat ini sedang berada di puncak musim siklon, periode di mana potensi badai tropis lainnya masih sangat mungkin terjadi.
Andri Ramdhani, Direktur Meteorologi Publik BMKG, membeberkan perkembangan terakhir. Siklon Tropis Senyar, katanya, sudah kehilangan tenaganya per 30 November.
"Siklon Tropis Senyar mulai melemah sejak 28 November dan berubah menjadi depresi tropis saat bergerak ke Laut Cina Selatan," jelas Andri saat dikonfirmasi pada Senin (1/12).
"Hingga 30 November, sistem ini benar-benar kehilangan kekuatannya dan dinyatakan tidak aktif lagi," lanjutnya.
Lalu bagaimana dengan KOTO? Nasibnya tak jauh berbeda. Bibit siklon yang sempat terpantau ini justru bergerak menjauh dari wilayah Indonesia, menuju arah barat laut.
"Dalam 24 jam ke depan, kekuatan KOTO juga diperkirakan terus menurun dan tidak memberikan dampak signifikan terhadap dinamika cuaca di Indonesia," tegas Andri.
Efek Fujiwara? Tidak Terjadi
Sebelumnya, ada sedikit kecemasan. Beredar kekhawatiran soal efek Fujiwara, yaitu interaksi berbahaya antara dua sistem badai yang saling mempengaruhi. Namun begitu, Andri dengan cepat meredam kekhawatiran itu. Alasannya sederhana: salah satu siklon sudah mati.
Artikel Terkait
Telkom Pasok Koneksi Satelit untuk Korban Bencana di Sumatra
Target Gila OpenAI: 220 Juta Pelanggan Berbayar pada 2030
Riset Unair Ungkap Kaitan Tak Terduga Antara Sampah Plastik dan Obesitas pada Perempuan
Geliat Pelajar Perempuan Warna-i Ajang Digital Skill 2025 di Surabaya