Perbedaan pendapat juga muncul soal potensi penurunan suku bunga lebih lanjut di tahun 2025. Ketua The Fed, Jerome Powell, mengakui adanya perdebatan internal dan menyoroti keterbatasan data ekonomi dari pemerintah federal AS. Kondisi ini membuat The Fed akan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan moneter ke depan.
Powell menggambarkan situasi ini seperti "berkendara dalam kabut", di mana The Fed akan mengurangi kecepatan penurunan suku bunga karena ketidakpastian data ekonomi Amerika, terutama dari sisi inflasi dan pasar tenaga kerja.
Reaksi Pasar dan Sinyal The Fed
Pasar menafsirkan pernyataan Powell sebagai sinyal bahwa potensi pemangkasan suku bunga FFR pada Desember 2025 telah berkurang. Indeks S&P 500 pun berakhir mendatar setelah sebelumnya sempat menguat.
Michael Pearce, Deputi Kepala Ekonom Oxford Economics, menyatakan bahwa Powell secara jelas memberikan sinyal jeda (pause) antara pertemuan FOMC kali ini dan pertemuan selanjutnya. Dia memperkirakan The Fed mungkin menganggap pemangkasan suku bunga pada September dan Oktober 2025 sudah cukup, sambil memantau perkembangan inflasi di sisa tahun 2025.
Artikel Terkait
Putin Puji Ketulusan Trump, Tapi Tuntutan Rusia Tetap Tak Berubah
Avatar: Fire and Ash Bakar Box Office, Debut Global Sentuh Rp5,3 Triliun
Perbankan Indonesia Tunjukkan Ketangguhan, Kredit Tumbuh 7,36% di Tengah Ketidakpastian
Bupati Bekasi Ditangkap KPK, Hartanya Tembus Rp79 Miliar