murianetwork.com - Bulan Rajab ternyata juga menjadi saksi pembebasan Al Quds, Palestina. Sebagaimana sejarah telah mencatat bahwa Palestina sebelumnya berada dalam cengkraman Bizantium (Romawi Timur).
Ironisnya, dalam penjajahan Bizantium Romawi, walaupun seagama, penduduk Palestina bukan merasa sejahtera tapi merasa tertindas karena kesewenang-wenangan dan kalaliman mereka.
Anehnya, penduduk Palestina justru merasa gembira ketika kaum muslimin membebaskan (futuhat) mereka. Bahkan kunci Al Quds diserahkan langsung oleh pendeta Saphoranius, selaku uskup agung Al- Quds, kepada Khalifah Umar ra pada 638 M.
Baca Juga: Dimensi Politik Bulan Rajab dan Keutamaannya (Seri ke-2)
Dalam peristiwa tersebut Saphoranius justru meminta agar Yahudi tidak diizinkan masuk ke Aelia Yerusalem imbas dari pengkhianatan Yahudi yang bekerjasama dengan Persia. Klausal tersebut tertuang dalam perjanjian Ummariyah yang diabadikan dalam "Al-Quds Document".
Sejak saat itu, kehidupan penduduk Al Quds, Palestina hidup sejahtera dan damai berdampingan dengan umat Islam. Naasnya, Al Quds kembali dapat direbut oleh pasukan Salib dari Eropa pada tahun 1099 M.
Namun Al Quds kembali bisa dibebaskan pada 27 Rajab 583 H ( 2 Oktober 1187 M) oleh Shalahuddin Al Ayyubi. Secara resmi Balian dari Ibelin menyerahkan kota Yerusalem kepada Saladin dan berlangsung pemerintahannya hingga tahun 1260 M.
Artikel Terkait
BNI ESG Advisory Playbook: Panduan Transisi Hijau untuk Industri Sawit Indonesia
IDX Channel Sabet Penghargaan Tertinggi Televisi di Ajang Apresiasi Media SKK Migas-KKKS 2025
KPU Solo Tegaskan Ijazah Jokowi Utuh, Hanya Buku Agenda yang Dimusnahkan
Jokowi Siap Sambut Forum Ekonomi Global di Singapura