Transformasi itu dijalankan lewat pendekatan menyeluruh yang mereka sebut 3P: Premises (fasilitas), Process (proses), dan People (sumber daya manusia). Yang menarik, semua inisiatif ini didasarkan pada riset berkelanjutan. Mereka bahkan punya program 'mystery traveler' semacam penumpang misteri untuk mengidentifikasi titik-titik kritis yang sering merepotkan penumpang. Hasilnya kemudian ditindaklanjuti secara sistematis.
Pada akhirnya, ambisi InJourney besar. Mereka ingin bandara menjadi gerbang pertama pengalaman wisata Indonesia yang efisien, manusiawi, dan berstandar global. Wujud nyatanya bisa dilihat, salah satunya, di Bandara Soekarno-Hatta.
Bandara tersibuk di tanah air itu sedang mengalami revitalisasi dan penataan ulang zona terminal.
Jadi, perubahan itu memang sedang berlangsung. Tinggal kita tunggu, apakah janji layanan yang lebih humanis dan optimal ini benar-benar akan terasa, terutama di saat-saat padat seperti libur Nataru nanti.
Artikel Terkait
Zilfa Aninda: Dari Lapangan Kampung ke Final Piala Pertiwi
VinFast Raih Penghargaan, Buktikan Komitmen Bangun Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia
Hampir Satu Juta Kendaraan Serbu Jalan Tol, Arus Mudik Natal Mencapai Puncak
BNI Pacu Program Rumah Rakyat, 50 Ribu Unit Diserahkan dalam Akad Massal