Persoalan lain adalah eksekusi dan keandalan waktu kerja. Bima bercerita tentang proyek crawling pemberitaan untuk kliennya, yang mencakup kurun enam bulan.
Secara manual, pekerjaan seperti itu bisa diselesaikan satu staf humas dalam sehari. Namun, ketika diserahkan ke AI, hasilnya malah tak kunjung datang sampai tenggat waktu yang ditetapkan. Banyak kendala tak terduga yang muncul.
katanya.
Di sisi lain, Bima menyoroti fenomena AI FOMO yang melanda banyak orang. Banyak yang mengira AI akan segera menggusur mesin pencari macam Google. Padahal, faktanya, volume pencarian Google masih jauh lebih besar ketimbang platform AI berbasis percakapan.
pungkas Bima.
(NIA DEVIYANA)
Artikel Terkait
Sabtu Seru: Dari Konser Tunggal MCR hingga Pernikahan Kim Woo-bin
Mahkamah Agung AS Diintai Tagihan Rp2.800 Triliun Akibat Tarif Era Trump
Surplus Dagang Rusia Tergerus, Impor Jasa Melonjak ke Rp670 Triliun
Gempa M4,7 Guncang Morowali, Warga Terbangun Saat Fajar