Di sisi lain, kontribusi KEK tidak berhenti di situ. Pengembangannya juga mendongkrak produktivitas ekonomi daerah secara keseluruhan. Masuknya investasi baru, diikuti adopsi teknologi dan tumbuhnya industri pengolahan bernilai tambah, membuat proses produksi lebih efisien. Output per tenaga kerja pun ikut naik.
Kisah sukses serupa terlihat di tetangganya, Kabupaten Kendal. Pada periode yang sama, kuartal III-2025, ekonominya bahkan tumbuh lebih tinggi, mencapai 8,84 persen. Itu adalah angka tertinggi di Jawa Tengah, didorong oleh geliat industri dan investasi di kawasan industrinya. Capaian ini bukan kebetulan.
Ini menandakan menguatnya ekosistem industri regional, dengan efek persebaran yang positif di sepanjang koridor Batang-Kendal-Semarang. Singkatnya, KEK telah membuktikan diri sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru yang bisa diandalkan.
Melihat hasil ini, pemerintah punya rencana ke depan. Pengalaman Batang dan Kendal akan dijadikan model untuk dikembangkan di daerah lain. Tujuannya jelas: menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar kota metropolitan.
Tentu saja, beberapa hal krusial harus dipastikan. Konektivitas, kepastian regulasi, kesiapan SDM, dan yang tak kalah penting, keterkaitan yang erat dengan UMKM dan ekonomi lokal. Hanya dengan begitu manfaat KEK bisa dirasakan secara lebih luas dan inklusif.
Artikel Terkait
Korban Tewas Banjir-Longsor Sumatera Tembus 1.016 Jiwa, Data Korban Hilang Masih Berubah
Mantan Pejabat Olahraga China Divonis Mati Bersyarat, Aset Rp520 Miliar Disita
Amril Daulay: Kami Datang untuk Beri Kejutan di SEA Games 2025
Cahaya Surya Mulai Terangi Tenda Pengungsi Aceh Tamiang