“Yang paling dikhawatirkan adalah kalau air rob-nya naik, air hujan kiriman dari atas, airnya enggak bisa turun ke laut,” sambungnya, menggambarkan skenario terburuk dimana dua sumber air bertemu dan sistem pengeringan tak lagi memadai.
Namun begitu, ada sedikit angin lega dari dirinya. Menurut Pramono, momen paling kritis sebenarnya sudah lewat. “Cuaca ekstrem yang paling saya takutkan sudah lewat, ketika rob pasang full moon,” ucapnya.
Dia mengingatkan kembali pada kejadian rob beberapa waktu lalu. Saat itu, banyak yang menduga Jakarta akan tenggelam akibat naiknya air rob ditambah rembesan. Tapi, dengan infrastruktur yang ada, mereka berhasil melewatinya. Pertanyaannya sekarang: apakah 1.200 pompa itu cukup untuk menghadapi puncak musim hujan yang sebentar lagi tiba? Waktu yang akan menjawab.
Artikel Terkait
Fadli Zon Luncurkan Buku Sejarah Kontroversial, PDIP Desak Dihentikan
Thailand Siapkan Gebrakan Baru: Disneyland Gantikan Rencana Kompleks Kasino
Malut United Hajar Persib, Maung Bandung Terseok di Ternate
Aditya Zoni Buka Suara: Komunikasi Irish Bella dan Ammar Masih Terjaga