Optimisme Terukur: Bos Asia Tenggara Percaya Diri di Kawasan, Waspada pada Dunia

- Rabu, 03 Desember 2025 | 02:25 WIB
Optimisme Terukur: Bos Asia Tenggara Percaya Diri di Kawasan, Waspada pada Dunia

Arah Pertumbuhan: Dari Efisiensi ke Inovasi

Soal strategi berkembang, ada pergeseran yang menarik. Fokus pada efisiensi operasional pelan-pelan mulai ditinggalkan. Gantinya, ekspansi yang digerakkan oleh inovasi dan pencarian pasar baru di luar batas negara jadi primadona. Lingkungan bisnis yang dinamis dan berubah cepat memang menuntut adaptasi semacam ini.

Saat ini, 45% responden di Asia Tenggara masih menempatkan adopsi teknologi sebagai motor pertumbuhan utama. Tapi prediksi untuk tiga tahun ke depan berbeda. Sebanyak 47% eksekutif menyatakan akan memprioritaskan pengembangan produk dan inovasi naik tajam dari angka 28% saat ini.

Ekspansi geografis juga diprediksi makin kencang. Para CEO memperkirakan kontribusi pendapatan dari ekonomi APEC akan melonjak lebih dari dua kali lipat, dari 17% menjadi 35% dalam tiga tahun.

Rantai Pasok Jadi Aset Strategis

Pandangan terhadap rantai pasok pun berubah. Ia tak lagi sekadar urusan logistik belaka, tapi sudah dipandang sebagai aset strategis yang harus adaptif dan lincah. Singkatnya, rantai pasok yang tangguh bisa bikin perusahaan unggul dalam persaingan.

Dalam setahun ke depan, separuh dari pemimpin bisnis di Asia Tenggara berencana memperluas atau mendiversifikasi rantai pasok mereka. Caranya beragam, dari membangun hub regional, menambah pemasok cadangan, sampai memantau kinerja logistik secara digital. Hanya segelintir kecil, sekitar 12%, yang merasa rantai pasok mereka tak akan terganggu.

Isu keberlanjutan juga makin mengemuka. Memang, untuk jangka pendek (12 bulan ke depan), hanya 21% yang merasa keberlanjutan akan mengganggu strategi bisnis. Tapi dalam kerangka waktu tiga tahun, persentasenya melesat hampir dua kali lipat menjadi 40%.

Hal ini sejalan dengan fakta bahwa 69% responden menganggap keberlanjutan sebagai komponen krusial dalam strategi permodalan mereka. Tampaknya, perhatian pada pembiayaan berkelanjutan di kawasan APEC memang makin sulit diabaikan.


Halaman:

Komentar