Dalam forum virtual OECD Asia Roundtable on Digital Finance 2025, Senin (1/12/2025), Menko Perekonomian Airlangga Hartarto kembali menegaskan komitmen Indonesia. Fokusnya jelas: transformasi digital dan integrasi ekonomi regional bukan sekadar wacana, melainkan agenda yang sedang dijalankan dengan serius.
Menurut Airlangga, prospek ekonomi digital ASEAN terbilang sangat cerah. Ia memproyeksikan nilainya bakal menyentuh angka fantastis, yakni USD 2 triliun pada 2030 mendatang. Capaian ini tak lepas dari upaya Indonesia mendorong integrasi lewat ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA).
“Di tingkat regional, Indonesia mendorong integrasi digital melalui ASEAN DEFA, yang diproyeksikan akan menciptakan ekonomi digital regional senilai USD2 triliun pada 2030,” ujarnya.
“Negosiasi telah mencapai kemajuan substansial dan ditargetkan selesai di awal 2026 pada Keketuaan Filipina, dengan penandatanganan resmi di akhir tahun tersebut,” tambah Airlangga.
Di sisi lain, langkah Indonesia di kancah global juga terus berlanjut. Pemerintah disebut telah menyelesaikan ketentuan perdagangan digital di bawah IEU-CEPA. Kesepakatan ini diharapkan bisa membuka peluang baru, terutama untuk meningkatkan daya saing dan menciptakan lapangan kerja.
Lalu, bagaimana perkembangan di dalam negeri? Ternyata cukup pesat. Nilai Gross Merchandise Value (GMV) diproyeksikan nyaris mencapai USD 100 miliar tahun 2025 ini, didorong oleh maraknya e-commerce. Pembayaran digital juga meroket, naik 27 persen menjadi USD 538 miliar tahun ini. Kalau tren ini berlanjut, angganya bisa tembus USD 1 triliun pada 2030.
Artikel Terkait
Dapur Sekolah Berubah Jadi Penyelamat, 600 Ribu Pengungsi Terjangkau
Ekspor Korea Selatan Tembus Rp1.020 Triliun, Cetak Rekor Baru di November
Inara Rusli Balas Lapor Suami Siri, Tuduh Insanul Fahmi Tipu Status Duda
Atin Rizky Buka Petualangan Baru, Jaga Gawang Klub Maladewa