Kekhawatiran ini ternyata bukan cuma ada di pikiran Angela. Dia menceritakan percakapannya dengan seorang podcaster muda yang juga punya kegelisahan serupa.
Jadi, ini bukan perasaan para eksekutif media saja. Anak muda yang sehari-harinya hidup di dunia digital pun mulai merasakan hal yang sama.
Lalu, apa solusinya? Di tengah banjir informasi yang sulit dibendung, Angela menekankan peran krusial dari media yang berlisensi. Keberadaan mereka, meski kadang dipandang sebelah mata, justru menjadi penjaga gawang.
Poinnya jelas. Dalam keriuhan arus informasi, media berlisensi punya tanggung jawab hukum dan etika untuk memastikan yang disebarkan adalah fakta, bukan dusta. Itu menjadi benteng terakhir yang kita punya.
Artikel Terkait
Disdikpora Karawang Kirim 100 Siswa Nakal ke Barak Militer Usai Aksi Perundungan Berujung Patah Tulang
Bank Mandiri Pacu Ekosistem Hijau, Pembiayaan Energi Bersih Tembus Rp 13 Triliun
Bali Siaga, Horror Traffic Ancam Akses Bandara Ngurah Rai Saat Nataru 2026
Delapan Mahasiswa Indonesia Unjuk Gigi di Ajang Semikonduktor Internasional