Kepala Sumber Daya Manusia Amazon Beth Galetti dalam memo internalnya menjelaskan, perusahaan tetap berfokus pada inovasi meski dengan jumlah karyawan yang lebih sedikit - terutama para insinyur.
"Generasi AI ini adalah teknologi paling transformatif sejak internet, memungkinkan perusahaan berinovasi jauh lebih cepat," tulis Galetti.
"Kami percaya perlu berorganisasi lebih ramping, dengan lebih sedikit lapisan dan lebih banyak kepemilikan, agar bisa bergerak cepat untuk pelanggan dan bisnis kami," tambahnya.
Meski begitu, Amazon dalam pernyataannya menegaskan bahwa AI bukanlah pendorong utama di balik sebagian besar PHK. Tujuan sebenarnya adalah mengurangi birokrasi dan menekankan kecepatan.
PHK ini berdampak pada berbagai tingkat insinyur perangkat lunak. Tapi yang paling terpukul adalah peran SDE II - karyawan tingkat menengah - seperti terlihat dalam dokumen WARN.
Fenomena AI memang sedang mengubah segalanya. Pekerjaan pengembangan perangkat lunak semakin sulit didapat karena perusahaan mulai mengadopsi asisten pengkodean dari vendor seperti Cursor, OpenAI, dan Cognition. Situasi yang membuat masa depan insinyur konvensional makin tidak menentu.
Artikel Terkait
Guyub Ratusan Canter Warna-Warni, Rayakan 55 Tahun Kesetiaan di Purwokerto
Beckham Putra Angkat Bicara Usai Diusir Wasit di Laga Persib vs Dewa United
Prabowo dan PM Inggris Sepakati Kemitraan Strategis Awal 2026
Gangguan Cloudflare Bongkar Kerapuhan Infrastruktur Internet Global