Neraca Pembayaran Indonesia Tembus Defisit USD6,4 Miliar di Kuartal III-2025

- Kamis, 20 November 2025 | 12:10 WIB
Neraca Pembayaran Indonesia Tembus Defisit USD6,4 Miliar di Kuartal III-2025

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kembali mencatatkan angka merah pada kuartal ketiga tahun 2025. Defisitnya mencapai USD6,4 miliar. Memang, angkanya sedikit membaik dibanding kuartal sebelumnya yang USD6,7 miliar, tapi tetap saja ini sinyal yang perlu dicermati.

Ramdan Denny Prakoso, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, mengungkapkan bahwa defisit ini terjadi di tengah situasi yang tak pasti. Pasar keuangan global masih bergejolak, dan itu berdampak langsung pada neraca kita.

Meski begitu, ada optimisme yang coba dibangun. "Bank Indonesia terus memantau dinamika global yang bisa mempengaruhi NPI ke depan," ujar Ramdan dalam siaran pers Kamis (20/11/2025). Dia menegaskan, BI bakal memperkuat kebijakannya lewat sinergi dengan Pemerintah. Tujuannya jelas: menjaga ketahanan sektor eksternal. Mereka yakin NPI 2025 masih bakal bertahan, didukung surplus perdagangan nonmigas dan arus masuk modal asing yang terus mengalir.

Di sisi lain, kabar baik datang dari posisi cadangan devisa. Hingga akhir September 2025, angkanya masih tinggi: USD148,7 miliar. Cukup untuk membiayai impor dan utang luar negeri pemerintah selama 6 bulan. Jauh di atas standar kecukupan internasional yang hanya 3 bulan.

Performa transaksi berjalan juga menunjukkan tren positif. Kuartal III-2025 mencatat surplus USD4,0 miliar atau 1,1% dari PDB. Ini lompatan signifikan dari kuartal sebelumnya yang justru defisit USD2,7 miliar. Apa penyebabnya? Surplus neraca perdagangan barang meningkat, terutama disumbang sektor nonmigas. Defisit neraca jasa pun menyusut, seiring dengan ramainya kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.


Halaman:

Komentar