Jokowi Singgung Agenda Politik Besar, PDIP Sarankan Fokus Pencerahan Bangsa

- Selasa, 15 Juli 2025 | 14:35 WIB
Jokowi Singgung Agenda Politik Besar, PDIP Sarankan Fokus Pencerahan Bangsa



MURIANETWORK.COM  — Politikus PDI Perjuangan Aria Bima merespons pernyataan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) yang mencurigai adanya agenda politik besar di balik isu ijazah palsu dan wacana pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Ia menyarankan agar Jokowi lebih memilih menyampaikan pemikiran-pemikiran strategis untuk bangsa daripada terlibat dalam narasi politik yang disebutnya terlalu kecil.

"Beliau sebaiknya memberikan pencerahan terhadap bangsa ini, membawa semangat besar, bukan soal-soal seperti itu," ujar Aria Bima di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (15/7/2025).

Wakil Ketua Komisi II DPR RI itu menilai, narasi yang dibangun Jokowi seputar skenario politik hanya akan memperkeruh ruang publik. Ia berharap mantan presiden itu lebih menekankan pentingnya nilai-nilai kebangsaan, sebagaimana dilakukan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.


"Politik ini penuh skenario. Tapi yang penting adalah kehendak baik dari masing-masing partai politik. Itu yang perlu dinarasikan," tegasnya.

Sebelumnya, Jokowi dalam wawancara dengan wartawan di Solo, Senin (14/7), mengaku mencium adanya "agenda besar politik" di balik serangkaian isu yang menerpanya setelah tidak lagi menjabat. Ia menyebut isu ijazah palsu dan wacana pemakzulan Wapres Gibran sebagai bagian dari upaya sistematis untuk merusak reputasi politiknya.

"Ini perasaan politik saya, ada agenda besar politik untuk menurunkan reputasi politik, untuk men-downgrade," kata Jokowi.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa dirinya tidak terpengaruh dan menganggap tudingan-tudingan itu sebagai hal yang biasa saja. "Biasa-biasa aja lah," katanya ringan.

Narasi Bangsa Harus Diutamakan
Aria Bima menilai, sebagai tokoh yang pernah memimpin dua periode, Jokowi seharusnya menampilkan kepemimpinan moral yang membangun nilai dan kebangsaan, bukan terbawa arus spekulasi.


"Menurut saya, soal ijazah ini juga terlalu berlebihan. Masalah-masalah penting bangsa ini jadi tidak dibicarakan," tandasnya.


Ia juga membandingkan pendekatan narasi antara Jokowi dan Megawati.

Menurutnya, Megawati kini lebih banyak menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan global, seperti saat kunjungan ke Vatikan dan Tiongkok.


"Bagaimana norma-norma tentang perikemanusiaan, tentang keadilan, tentang kebersamaan itu harus diglorifikasi," tuturnya

Sumber: Tribunnews 

Komentar