Pasalnya sebelumnya Rano Karno berhasil menjadi Gubernur Banten tahun 2014 karena Ratu Atut Chosiyah yang saat itu menjabat terkena kasus suap pilkada di Mahkamah Konstitusi (MK), dan ketika kembali maju dirinya kalah.
"Tadi kan dikatakan apakah Rano Karno mau menjadi wakil gubernur, mau saya kira, kenapa mau, ya sederhana saja dia menjadi gubernur kan by accident kalau tidak salah," ucapnya, dikutip dari YouTube Refly Harun, Jumat (19/7).
"Ketika Ratu Atut sebagai Gubernur Banten dipenjarakan karena kasus korupsi dan dia menggantikan, jadi bukan benar-benar terpilih sebagai gubernur, karena setelah itu kalau tidak salah dia kalah dalam pemilihan," imbuhnya.
Sebelumnya, Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI) Aditya Perdana menyebut sosok Rano Karno bisa menjadi kuda hitam untuk maju sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Anies Baswedan. Dirinya juga meyakini kehadiran Rano Karno bisa meningkatkan peluang kemenangan Anies di Jakarta.
Adit menyebut, pendamping Anies di Jakarta harus mewakili semua kelompok mengingat masyarakat Jakarta memiliki latar belakang yang kosmopolit dan beragam.
"Sosok Rano Karno layak karena pernah berpengalaman di eksekutif dan legislatif. Artinya memang dia ini kan orang Jakarta yang memiliki track record (latar belakang) yang jelas sebagai seniman dan labeling-nya itu dari Jakarta. Jadi penerimaan sosok beliau sendiri di masyarakat relatif mudah, ga akan punya kesulitan," kata Aditya, Rabu (17/7/2024).
Namun demikian, Adit sendiri masih meragukan soal kesediaan Rano Karno maju sebagai wakil gubernur karena sudah pernah menjabat orang nomor satu di Banten sebelumnya. Kecuali itu, tingkat keterpilihan sosok calon Gubernur di Jakarta, berdasarkan survei Litbang Kompas masih di bawah 40 persen, sehingga Rano Karno sendiri juga masih punya peluang maju sebagai Jakarta satu.
Artikel Terkait
Banjir Bandang Sumatera: Penegakan Hukum atau Pencarian Kambing Hitam?
Aturan Baru Kapolri Buka Pintu Polisi Aktif Duduki Jabatan Sipil, Disorot Langgar Putusan MK
Pengamat Bantah Rumor Persaingan Dasco dan Sjafrie: Dua Pilar Penopang, Bukan Rival
Krisis Legitimasi di Tubuh NU, Ancaman PBNU Tandingan Menguat