Hal itu disampaikan Amien Rais ketika menyambangi pimpinan MPR RI, Gedung Nusantara III, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/6).
"Jadi mengapa dulu saya selaku ketua MPR itu, melucuti kekuasaannya sebagai lembaga tertinggi yang memilih presiden, dan wakil presiden, itu karena penghitungan kami dulu perhitungannya agak naif," kata Amien.
"Sekarang saya minta maaf,” tambahnya.
Ia juga mengaku tak masalah jika MPR berencana melakukan amandemen UUD 1945 untuk memperbaiki sistem politik ke depan. Salah satu poin yang disetujui Amien Rais yakni jika sistem pemilihan presiden dikembalikan ke MPR seperti sebelum era reformasi.
"Jadi dulu, kita mengatakan kalau dipilih langsung one man one vote, mana mungkin ada orang mau menyogok 120 juta pemilih, mana mungkin? perlu puluhan mungkin ratusan triliun. Ternyata mungkin,” katanya.
Amien menyadari pelaksanaan pemilu langsung ternyata berdampak terhadap menurunnya kualitas demokrasi. Sehingga, ia tak masalah jika presiden dipilih kembali oleh MPR.
Artikel Terkait
Jokowi Pilih Forum Global di Singapura Saat Gugatan Ijazah Menggantung di PN Surakarta
Jimly Asshiddiqie Beberkan Praktik Ijazah Palsu yang Masih Jadi Penyakit Kronis Politik Indonesia
UGM Dinilai Gagal Tunjukkan Arsip Legalitas Ijazah Jokowi
KPU Solo Bantah Keras Isu Pemusnahan Berkas Pendaftaran Jokowi