Namun, pada survei 23 November-1 Desember, terjadi penurunan ke angka 22,8%. Setelah itu, elektabilitas pasangan ini malah melesat dan mencapai angka 25,47%.
Tren yang berbeda terlihat pada pasangan Ganjar-Mahfud, yang justru mengalami penurunan elektabilitas. Pada survei 27 Oktober-1 November, elektabilitas mereka mencapai 30%. Namun, pada survei 23 November-1 Desember, terjadi penurunan signifikan menjadi 25,6%.
Penurunan ini terus berlanjut, dan pada survei terakhir, elektabilitas Ganjar-Mahfud hanya mencapai 22,96%.
Survei ini dilakukan dalam rentang waktu 30 Desember 2023 hingga 6 Januari 2024, dengan menggunakan metode multistage random sampling.
Jumlah sampel sebanyak 1.200 orang berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Terdapat juga oversample di 13 Provinsi, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Bali, NTT, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan.
Dengan total sampel sebanyak 4.560 responden, survei ini menggunakan metode stratified random sampling.
Penting untuk dicatat bahwa dengan asumsi metode stratified random sampling, ukuran sampel basis sebesar 4.560 responden memiliki margin of error sekitar ±2% pada tingkat kepercayaan 95%.
Hal ini mengindikasikan bahwa hasil survei ini dapat dianggap cukup representatif untuk menggambarkan pandangan masyarakat secara keseluruhan.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: pojokbaca.id
Artikel Terkait
UGM Dinilai Gagal Tunjukkan Arsip Legalitas Ijazah Jokowi
KPU Solo Bantah Keras Isu Pemusnahan Berkas Pendaftaran Jokowi
Arsul Sani Pamer Ijazah Asli, Denny Indrayana: Beda Bumi dan Langit dengan Sikap Jokowi
Anggota Bon Jowi Tuduh Jokowi Psikopat jika Sengaja Tak Tunjukkan Ijazah Asli