Pilihan Presiden Joko Widodo untuk menghadiri Bloomberg New Economy Forum di Singapura, alih-alih mengurus persidangan kasus ijazah yang sedang ramai, menuai sorotan tajam. Menurut pengamat, langkah ini mengisyaratkan perbedaan prioritas yang cukup jelas.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Iwan Setiawan, tak ragu menyuarakan kritiknya. Ia menilai Jokowi seharusnya tidak menganggap enteng persoalan ini.
"Jokowi harus diingatkan juga bahwa jangan anggap enteng terkait kasus dugaan ijazah palsu ini. Akibat kasus ini gaduh se-Indonesia, padahal kegaduhan ini tidak perlu terjadi kalau Pak Jokowi menunjukkan langsung Ijazahnya kepada publik," tutur Iwan kepada Inilah.com, Jumat (21/11/2025).
Baginya, menunjukkan ijazah asli sebagai seorang mantan presiden adalah hal yang wajar, terlebih di tengah desakan publik yang begitu kuat. Ia pun memperingatkan dampak yang bisa timbul.
"Kasus ini, kalau kemudian tidak bisa dimenangkan oleh Jokowi (di pengadilan), akan berakibat buruk pada citra dan kredibilitasnya. Terutama akan berdampak buruk pula pada nasib politik anak-anak, menantu, dan kelompok politiknya," pungkasnya.
Sementara di luar negeri, Jokowi justru terlihat sibuk dengan agenda internasional. Pada Kamis (20/11/2025), ia menghadiri jamuan makan malam mewah Bloomberg New Economy Forum di New Capella Hotel, Singapura. Acara itu menghadirkan pendiri Bloomberg, Mike Bloomberg, dan sejumlah tokoh penting global.
Artikel Terkait
Tony Rosyid: Panggung Jokowi Meredup, Nasib Indonesia Kini di Tangan Prabowo
Tony Rosyid: Tuntutan ke Jokowi Bagian dari Siklus Politik yang Wajar
Direktur Djarum Dilarang Keluar Negeri, Terkait Dugaan Penggelapan Pajak
Purbaya Gebrak Meja: Thrifting Ilegal Tak Bisa Ditebus Pajak