MURIANETWORK.COM - Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional, Jenderal (Purn) TNI Dudung Abdurachman, mengungkap langkah tegas pemerintah terhadap organisasi massa (ormas) yang menyengsarakan rakyat.
Hal itu disampaikannya dalam program Prime Talk di Metro TV yang dipandu Zilvia Iskandar, dikutip dari Youtube pada Jumat (16/5/2025).
Tanpa basa-basi, Dudung menyebut bahwa banyak preman hari ini berlindung di balik berbagai identitas.
"Preman itu banyak kedoknya. Ada yang ormas, ada yang pengusaha,” kata Dudung.
Pernyataan ini merespons dinamika belakangan, termasuk ketegangan yang menyeret nama eks Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan eks Kepala BIN Sutiyoso.
"Kemarin sempat ramai soal Pak Gatot dan Pak Sutiyoso. Saya bilang (ke Hercules) jangan seperti itu. Tidak bagus. Kita ini masih bagian dari keluarga besar TNI. Bicara yang dewasa lah,” Dudung menuturkan.
Tidak berhenti di situ, Dudung tiba-tiba menghubungi langsung Hercules Rosario Marshal, melalui sambungan telepon.
Ia menyampaikan pesan tegas dari Presiden terpilih, Prabowo Subianto.
“Pesan Pak Prabowo saat rapat kabinet: Ormas-ormas yang menyengsarakan masyarakat, menekan, memalak, bubarkan saja!” ucap Dudung lantang lewat telepon.
Namun, Dudung menambahkan, ormas tetap diberi ruang selama membantu pemerintah dan masyarakat demi kesejahteraan nasional.
"Jika membantu masyarakat dan pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan boleh," imbuhnya.
Menanggapi peringatan itu, Hercules memberi klarifikasi dan permohonan maaf.
"Kami selalu hadir di bencana-bencana di seluruh Indonesia. DPD GRIB selalu turun," ucap Hercules.
Sementara itu, mengenai kisruhnya dengan Gatot, Hercules menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya karena membuat publik semakin gaduh.
"Saya minta maaf sebesar-besarnya kepada bapak-bapak Purnawirawan, Pak Gatot dan Pak Sutiyoso,” tandasnya.
👇👇
Sumber: Fajar
Artikel Terkait
Astaga! 17 Anggota Brimob Keroyok Warga di Maluku dan Lecehkan Kakak Korban
Mengapa Polisi Sukitman Lolos Dari Maut G30S PKI Hingga Jadi Saksi Kunci?
Ucapan Rasis di Kelas Berujung Kerusuhan di Yalimo Papua, Warga Bakar Kantor Pemerintah dan hingga Rumah
Diduga Emosi, Kakanwil Kemenag NTB Lempar Mikrofon Saat Acara Pelantikan Kepala Kemenag Dompu