"Mirisnya lagi, kelompok ini dengan dalil mengirim bantuan ke pengungsi terdampak bencana. Anehnya, mengapa mereka membawa bendera Bintang Bulan," kata Danrem, Jumat (26/12).
Ali Imran menegaskan, TNI tidak pernah melarang pengiriman bantuan. Justru mereka memfasilitasi. Tapi soal bendera, ia bersikukuh. "Untuk apa membawa simbol tersebut, itu kan dilarang. Silakan antar bantuan... kami menghentikan rombongan kelompok ini hanya meminta agar tidak membawa bendera Bulan Bintang. Tetapi kelompok ini tidak terima dan malah menantang TNI," ujarnya.
Ia merasa, perhatian pemerintah pusat dan bantuan untuk Aceh sudah sangat besar. Presiden saja berkali-kali datang. Lalu, kenapa masih ada yang bikin onar?
"Saya ini orang Aceh, enak aja merdeka. Di sini Indonesia, tidak ada merdeka-merdeka. Dari tahun '45 kita sudah merdeka. Bendera bangsa kita juga satu, Sang Saka Merah Putih," tegas Ali Imran dengan nada tinggi.
Kalimat terakhirnya singkat tapi keras: "Keluar, keluar negeri sana kalau mau merdeka."
Nah, situasinya jadi begini. Di satu sisi, bencana alam butuh solidaritas tanpa syarat. Di sisi lain, sejarah dan simbol masih jadi soal sensitif yang bisa memicu gesekan, bahkan di tengah musibah. Korban banjir yang menunggu bantuan, mungkin hanya bisa bertanya, kapan semua ini fokus pada mereka?
Artikel Terkait
Mahasiswi Tewas di Selokan, Pelaku Diduga Oknum Polisi
Nenek 80 Tahun Diseret Paksa dari Rumah, Wakil Wali Kota Surabaya Murka
Tahun Baru 2026: Lima Cara Seru Rayakan di Rumah Tanpa Rasa Bosan
Dari Babilonia hingga 1 Januari: Perjalanan Panjang Tradisi Tahun Baru