Insiden Ketapang: Saat Prajurit TNI Mundur untuk Hindari Konflik Terbuka
Pontianak - Suasana tegang sempat menyelimuti area perusahaan di Ketapang, Kalimantan Barat, beberapa hari lalu. Kodam XII/Tanjungpura akhirnya buka suara, mengonfirmasi sebuah insiden yang melibatkan sejumlah warga negara asing China dan anggota TNI. Menurut keterangan resmi, para WNA itu menyerang dengan parang, airsoft gun, bahkan alat kejut listrik.
Kepala Penerangan Kodam XII/Tanjungpura, Kolonel Infanteri Yusub Dody Sandra, menjelaskan kronologinya di Pontianak, Selasa.
Menghadapi serangan mendadak yang tak seimbang dan berpotensi membahayakan, para prajurit memilih langkah taktis. Mereka mundur. Bukan karena takut, tapi untuk mencegah eskalasi yang bisa berakibat lebih buruk. Mereka menarik diri ke area perusahaan, mengamankan situasi, dan segera melaporkan kejadian ini pada komando atas.
Akibat keributan itu, satu mobil Hilux milik perusahaan rusak berat. Tak hanya itu, sepeda motor Vario milik seorang karyawan PT SRM juga ikut dirusak.
Semua ini berawal dari sebuah laporan tentang drone. Kejadiannya hari Ahad sore, sekitar pukul tiga lewat empat puluh. Saat itu, prajurit Batalyon Zipur 6/SD sedang latihan di sekitar lokasi. Dari satpam PT SRM, datang laporan: ada drone tak dikenal terbang di area latihan militer.
Empat prajurit pun mendatangi titik yang diduga sebagai tempat pengoperasian drone. Benar saja, mereka temukan empat WNA China sedang asyik mengendalikan drone tanpa izin. Saat hendak dimintai keterangan secara prosedural, situasi berubah drastis.
Artikel Terkait
Dedi Mulyadi Kagum, Janjikan Anggaran untuk Bangkitkan Kembali Gunung Padang
Imigrasi Ketapang Periksa 15 WN China Usai Penyerangan di Tambang Emas
Janji Keliling Dunia dan Gugatan Cerai yang Menggetarkan Rumah Tangga Ridwan Kamil
Virus EEHV Tewaskan Laila, Anak Gajah Sumatera di Riau